1 dari 40 Orang Indonesia Alami Gangguan Pendengaran, Dampaknya Signifikan Buat Kesehatan

PALEMBANG – Data Riskesdas Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan pendengaran pada penduduk usia 5 tahun ke atas di Indonesia sebesar 2,6 persen. Artinya 1 dari 40 orang di Indonesia mengalami gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran sendiri tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, gangguan pendengaran dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan, baik fisik maupun mental. Efek ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gangguan pendengaran dan usia orang tersebut. Scroll ke bawah untuk informasi lengkapnya, yuk!

Beberapa dampak fisik yang diakibatkannya antara lain kesulitan komunikasi, depresi dan kecemasan, tinnitus (pendengaran, telinga berdenging, atau suara lain), demensia, dan gangguan mental. 

Selama ini dampak psikologis dan sosialnya menimbulkan masalah pendidikan, masalah hubungan dengan keluarga atau teman, gangguan perkembangan sosial, dan penurunan kualitas hidup. 

Meskipun beberapa jenis gangguan pendengaran tidak dapat disembuhkan, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani kondisi tersebut. Pencegahannya meliputi vaksinasi, pemeriksaan telinga, dan pelindung telinga. Saat ini, untuk pengobatan, Anda bisa menggunakan alat bantu dengar, implan koklea, dan terapi wicara. 

Bicara gangguan pendengaran, Kasoem Hearing Center baru saja membuka cabang di Palembang, Sumatera Selatan. 

“Kasoem Hearing Center menyediakan peralatan percobaan untuk memenuhi kebutuhan pendengaran di kota terbesar dan terpadat kedua di Sumatera Selatan,” kata Vice President Kasoem Group Platinia Kasoem, dalam keterangannya, dikutip Selasa 4 Juni 2024. 

Fasilitas tes yang tersedia di Kasoem Hearing Center Palembang sama dengan departemen lainnya. Mereka akan menerima tes pendengaran komprehensif seperti audiologi dan timpanometri. Tes ini berlaku untuk segala usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa.

Selain itu, tim Kasoem Hearing Center akan memberikan pelayanan terbaik dalam edukasi mengenai gangguan pendengaran. Kami berharap masyarakat Palembang lebih waspada terhadap masalah pendengaran.

Ketua Perhati-KL Sumsel, Bank Belitung dr. Dwi Prawitasari Radhiatni, Sp.T.H.T.B.K.L yang hadir pada acara grand opening tersebut mengucapkan terima kasih atas kehadiran pusat diskusi Kasoem di Palembang. Oleh karena itu, semua kalangan harus berkontribusi dalam memberikan edukasi dan alat pemeriksaan pendengaran kepada masyarakat.

“Banyaknya pihak yang terlibat, pencegahan untuk mengatasi gangguan pendengaran, mengurangi risiko efek samping yang tidak diobati,” ujarnya.

Menurut laporan tersebut, Dr. Madhita Kasoem, Wakil CEO Kasoem Group, mengatakan menginap di Kasoem Hearing Center di Palembang merupakan salah satu cara masyarakat menilai gangguan pendengarannya. Atau, mereka yang mengalami kecemasan akan didiagnosis di rumah sakit.

Oleh karena itu, jika masyarakat takut didiagnosis di rumah sakit, bisa dilakukan di sini. Karena Pusat Pendengaran Kasoem memiliki peralatan yang lengkap untuk menilai gangguan pendengaran dan akses terhadap teknologi diagnostik baru, katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *