2 Orang Ini Siap Mengawal Laju Bisnis Perusahaan

VIVA – Transformasi digital kini menjadi prioritas utama bagi manajemen senior, termasuk chief financial officer (CFO).

Ketika perusahaan mentransformasikan bisnisnya, inilah saatnya bagi CFO untuk memanfaatkan digitalisasi dan memasukkannya ke dalam fungsi keuangan.

Hal ini memberikan CFO kemampuan untuk terus fokus pada efisiensi dan penyelarasan dengan kebutuhan bisnis seiring dengan transformasi fungsi keuangan, yang mendorong pembaruan strategi dan model bisnis.

Selain itu, CFO dan timnya memainkan peran yang semakin penting sebagai “direktur” perusahaan. Mereka harus menemukan cara untuk mengintegrasikan teknologi digital dengan fungsi keuangan untuk mendukung arah bisnis jangka panjang.

Teknologi digital juga dapat membantu CFO dan tim mendapatkan masukan bisnis yang berharga dan tepat waktu.

Menurut CFO BRI Life Lima Chet Ming, peran CFO kini harus memastikan fungsi keuangan selaras dengan tujuan bisnis, mendukung proses penciptaan nilai, menjadi katalis inovasi dan transformasi, dan mengelola risiko untuk memberikan dampak langsung atau tidak langsung. dampak tidak langsung terhadap pendapatan perusahaan.

Dijelaskannya: “Peran CFO sangat strategis, mengingat tanggung jawabnya sebagai manajer keuangan perusahaan dan sumber nilai abadi, ia mampu menjaga akuntabilitas perusahaan dan mendukung proses bisnis internal dan eksternal, sehingga memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. berkembang secara berkelanjutan.

Nama Lin Zheming tetap menjadi CFO. Data tersebut berdasarkan rapat umum tahunan (RUPS) BRI Life yang baru saja digelar.

Namun ada dua nama baru yang ditambahkan ke kepengurusan anak usaha Belt and Road tersebut. Keduanya, Aris Hartanto yang sebelumnya menjabat Regional General Manager PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan, diangkat menjadi Direktur Utama BRI Life.

Selanjutnya, Liu Shunliang, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Pasar Negara Berkembang di FWD Group, menjadi Direktur One Belt One Road Life.

“Keduanya akan berperan efektif dalam mengawal momentum bisnis BRI Life setelah disetujuinya uji kelayakan dan kepatutan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” kata Ade Nasution, Kepala Sekretaris Perusahaan BRI Life.

Pada akhir tahun 2023, APE BRI Life sebesar Rp3,1 triliun, dimana 91% merupakan produk tradisional dan 9% merupakan produk terkait. Sementara itu, modal ventura (RBC) mencapai 524%, jauh di atas batas minimal yang disyaratkan OJK yaitu 120%.

Secara keseluruhan, kinerja BRI Life tumbuh sangat baik sepanjang tahun, dengan laba bersih meningkat 55,4% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp463,3 miliar atau Rp344,3 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *