Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto angkat bicara soal rangkaian penyerangan yang dilakukan Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM Papua terhadap prajurit TNI AD yang saat ini menjalankan misi penjaga perdamaian di Papua.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menegaskan, model operasional yang diterapkan di Papua harus menggunakan dua model, yakni smart power dan hard power.
Smart Power merupakan model operasional yang mengedepankan akses masyarakat Papua dengan membantu berbagai kesulitannya. Sedangkan Hard Power merupakan model operasional yang menggunakan angkatan bersenjata untuk menghadapi berbagai serangan yang dapat mengancam kesatuan, serta nyawa prajurit yang sedang beroperasi di Papua.
Terkait penyerangan bersenjata yang dilakukan pekan lalu oleh kelompok bersenjata OPM terhadap prajurit TNI khususnya Satgas Pamtas Mobile, Raider Mekanis Yonif 411/Pandawa Kostrad di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Dataran Tinggi Papua, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto juga menegaskan, Serangan kelompok OPM sebaiknya dibalas dengan kekuatan penuh atau kekerasan.
“Kalau hard power jadi pilihan terakhir, seperti sekarang mereka menyerang kami, maka kami akan gunakan hard power,” tegas Panglima TNI Jenderal Agus Subijanto usai mengantarkan Sertijab Kasad ke Mabes TNI di Jakarta Pusat, Jumat, 1 Desember 2023.
Selain itu, Panglima TNI Jenderal Agus menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya petinggi Satgas Yonif Pamtas Mobile MR 411/Pandawa Kostrad dalam rangkaian penyerangan yang dilakukan pekan lalu oleh kelompok teroris bersenjata OPM pimpinan Aegianus Kogoya. .
“Dengan gugurnya prajurit tersebut, saya sebagai Panglima TNI berduka atas prajurit terbaik kita. Dan tugas mereka, haknya (santun keluarga prajurit) harus kita penuhi, ada 450 juta dari Asabri, lalu ada juga 12 kali lipat. “Yang setahun ya, gaji kita penuh, ada yang BRI, BJB, kurang lebih 600 juta per orang,” kata Panglima TNI.
Sekadar informasi, dalam beberapa hari terakhir, kelompok teroris separatis OPM pimpinan Egianus Kogoya melancarkan serangan di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Pegunungan Papua.
Pada Sabtu 25 November 2023, mereka melakukan penyerangan terhadap Satgas Pamtas keliling Yonif MR 411/Pandawa Kostrad yang mengakibatkan empat prajurit TNI AD tewas di tempat dan dua orang lainnya dirawat di rumah sakit karena luka tembak.
Selain itu, pada Kamis 30 November 2023, kelompok bersenjata OPM Papua pimpinan Egianus Kogoya kembali menyerang pos Satgas Pandawa 411 Mechanized Raider Yonif yang terletak di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Dataran Tinggi Papua. Penyerangan tersebut menyebabkan dua orang prajurit yaitu Prata S dan Prata F tewas akibat panasnya kelompok bersenjata OPM.