JAKARTA – Beberapa negara beriklim hitam atau Afrika punya tradisi rasial yang unik. Tradisi-tradisi ini telah diwariskan dan dipraktikkan selama bertahun-tahun, menjadi bagian dari warisan budaya.
Seperti dilansir Face 2 Face Africa, 5 Maret 2024, praktik seksual tak lazim ini kerap menuai kecaman dari berbagai kalangan. Meskipun praktik ini masih dilakukan di beberapa desa terpencil di Afrika, banyak orang yang menyerukan agar praktik tersebut dihentikan karena melanggar hak asasi manusia dan dapat menyebarkan penyakit menular seksual. Beberapa contoh ritual gender yang unik di iklim Afrika adalah: Upacara penculikan istri
Dabara dibawakan oleh suku Wodabe, suku Fulani yang tinggal di wilayah Sahel.
Tradisi ini berbentuk kontes kecantikan di mana para pria berdandan dan wajahnya dicat dengan warna-warna yang menarik.
Mereka kemudian menampilkan tarian pengawal yang menarik perhatian para wanita di sekitar mereka. Wanita-wanita ini memiliki kebebasan untuk memilih pasangannya tanpa memandang status perkawinannya.
Perempuan juga diberi hak untuk memilih laki-laki sebanyak yang mereka inginkan dan berhubungan seks dengan mereka sebelum memilih salah satu untuk tinggal bersama.
Menariknya, persoalan utamanya bukanlah berapa lama seorang perempuan telah menikah. Setelah memilih pasangan, keputusannya diakui sebagai perkawinan yang sah oleh seluruh anggota suku. Pembersihan gender
Dikenal sebagai Kusasa Phumbi, tradisi etnis ini dipraktikkan di beberapa negara Afrika termasuk Malawi, Zambia, dan Kenya.
Dalam ritual ini, perempuan muda diharuskan berhubungan seks dengan laki-laki pekerja seks berbayar yang dikenal sebagai “hyena” setelah menstruasi pertama mereka.
Proses pembersihan ini bisa memakan waktu hingga tiga hari. Perempuan dibawa ke tempat terpisah di mana mereka mempelajari berbagai aspek tentang perempuan, termasuk cara menyenangkan pria.
Penduduk setempat percaya bahwa praktik ini mencegah penyakit. Namun, berita utama tersebut menjadi berita utama pada tahun 2016 setelah terungkap di BBC News bahwa seorang pria telah disewa untuk ‘tidur’ dengan gadis-gadis.
Seorang pria bernama Eric Aniwa akhirnya menjadi HIV positif. Dia dikatakan telah “tidur” dengan lebih dari 100 gadis.
Sejak itu, banyak aktivis yang berkampanye menentang praktik tersebut, yang masih dilakukan di beberapa wilayah terpencil di Malawi.