Jakarta – Dua perempuan Orang Asli Papua (OAP) asal Yahukimo, yakni Ima Selopole dan Animira Kobak menjadi korban kekerasan seksual dan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM Kodap XVI Yahukimo, Pegunungan Papua.
Dua perempuan Papua dianiaya di kebun Kampung Baru Muara Bonto, Jl. Paradiso Bawah Km 4, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Pegunungan Papua pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Dengan sekuat tenaga, dua perempuan asli Papua melawan upaya pemerkosaan terhadap sejumlah Orang Tak Dikenal (OTK) yang bersenjatakan senjata tajam dan senjata api.
Atas perlawanannya, Ima Selopole menyebabkan korban terluka terkena benda tajam (pisau) dan Animira Kobak terluka di bagian kemaluan akibat terkena senjata tajam yang berujung pada kematiannya.
Menanggapi tindakan biadab KST OPM Papua, Panglima Komando Gabungan Daerah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III, Letjen. Jenderal TNI Richard TH Tampubolon mengecam keras tindakan biadab yang diduga dilakukan KST tersebut. Rombongan Kodap XVI Yahukimo.
“Bagaimana bisa mengatasnamakan memperjuangkan kepentingan komunitas OAP padahal tugas mereka adalah menyiksa, memperkosa, dan membunuh secara brutal dengan cara menusuk kemaluan perempuan OAP,” Pangkogabwilhan III Letkol. gen. kata TNI Richard TH Tampubolon dalam keterangan resminya yang diterima Titik Kumpul Militer, Senin 16 Oktober 2023.
Sebab, menurut Pangkogabwilhan III, tempat kekerasan terhadap kedua perempuan Papua tersebut merupakan tempat pembagian KST Kodap XVI Yahukimo yang selalu meresahkan masyarakat Papua.
Kekerasan Orang Tak Dikenal (OTK) terhadap Orang India Papua (OAP) masih terjadi di Papua, ini harus dihentikan, jangan sampai terulang kembali, agar Papua aman dan damai, sehingga sejahtera bagi masyarakat Papua. dapat segera terealisasi, karena pemerintah telah berupaya melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Sosial di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat,” ujarnya.
Jenderal bintang tiga TNI AD yang besar di Korps Baret Merah Kopassus itu menambahkan, Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Sosial di Provinsi Papua dan Papua Barat saat berkunjung ke Papua menegaskan, agar program percepatan pembangunan sosial di Papua dan Papua Barat ini tidak boleh diganggu. , situasi politik, hukum, dan keamanan diperlukan (Polhukam).
Oleh karena itu, Pangkogabwilhan III menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Papua untuk menjaga stabilitas keamanan di Papua agar pembangunan kesejahteraan masyarakat khususnya OAP dapat terjadi secepatnya.
“Mulai sekarang hentikan omong kosong ini, jujur dan ikhlas membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, hargai harkat dan martabat perempuan, hormati dan lindungi keselamatannya,” kata Pangkogabwilhan III.
TNI – POLRI akan terus berkomitmen mewujudkan Papua aman dan damai melalui penegakan hukum yang kuat dan terukur untuk mewujudkan Papua sejahtera, maju dan modern, tambahnya.