Titik Kumpul, Jakarta – Pada Senin, 12 Agustus 2024, pada pembukaan Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) ke-6 yang digelar di JExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezer Patria mengutarakan pandangannya. akan pentingnya Internet. Transformasi Digital di Indonesia
Ia mengapresiasi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebagai platform kolaboratif untuk berbagi ide dan menjawab tantangan digital.
“APJII terinspirasi dengan mempertemukan topik-topik penting dalam ekosistem digital,” kata Wamenkominfo.
Nezer Patria menegaskan, gelombang digitalisasi saat ini memberikan dampak signifikan terhadap seluruh sektor industri global.
Banyak perusahaan besar di dunia telah mengadopsi teknologi terkini seperti komputasi awan, kecerdasan buatan (AI) dan perangkat lunak generasi terbaru.
Teknologi ini tidak hanya digunakan pada tahap percobaan dan uji coba, namun juga diterapkan sepenuhnya ke dalam operasional bisnis.
Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi ini, potensi transformasi digital di Indonesia pun tumbuh secara eksponensial.
Pasar transformasi digital global akan tumbuh sebesar 13,5% dan bernilai US$964 miliar (Rp15.400 triliun) pada tahun 2030. Salah satu pendorong utamanya adalah inovasi, terutama dalam teknologi seperti revolusi kecerdasan buatan.
“Meningkatnya adopsi teknologi sejalan dengan semakin besarnya potensi transformasi digital yang sedang booming di tanah air,” tegasnya.
Lanjut Wamenkominfo, transformasi digital menawarkan berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan secara strategis dan komprehensif. Peluang ini mencakup aspek komersial, ekonomi dan lingkungan.
Transformasi digital terbukti mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis, menciptakan lapangan kerja baru, serta dapat digunakan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Meski demikian, Nezer Patria mengakui kesenjangan digital masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Isu-isu seperti akses internet yang tidak merata, kualitas infrastruktur yang tidak merata, dan rendahnya keterampilan digital, terutama di daerah pedesaan, masyarakat lanjut usia, dan lintas gender, memerlukan perhatian serius.
Dalam perjalanan menuju “Indonesia Emas 2045”, tahun ini merupakan tahun kritis bagi Indonesia untuk mencapai status ekonomi berpendapatan tinggi pada tahun 2038.
Pada saat itu, produk domestik bruto (PDB) per kapita diperkirakan akan mencapai US$15.700 (Rp15.134 triliun), atau tiga kali lipat PDB per kapita pada tahun 2023.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, kesenjangan digital harus diatasi dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas,” jelas Wamenkominfo.