Titik Kumpul – Setelah 17 bulan berada di gurun pasir Papua Barat, prajurit Yonif 133/Yudha Shakti dan TNI akhirnya kembali ke Satgas Keamanan Perbatasan RI-PNG. Di Menara Udara, Padang, markas besar Sumbar.
Satgas Pamtas Yonif 133/Pahlawan Kekuatan Perang meninggalkan medan pertempuran dan menuju markasnya melalui jalur laut. Mereka pulang dengan menaiki kapal perang KRI Teluk Palu-523 milik TNI Angkatan Laut.
Perjalanan dari Papua ke Sumatera tidaklah singkat. Bayangkan seluruh prajurit harus melawan tingginya gelombang laut siang malam selama 27 hari.
Tentara yang dipimpin Letkol Inf Andhika Ganesh Shakti berhasil menginjakkan kaki di Swarnadweep, Swarnadweep, setelah kapal perang tersebut mendarat mulus di pelabuhan Pelindo di Dumai, Riau.
Kedatangan pasukan tempur utama Kodam I Bukit Barisang langsung disambut Brigjen TNI Wahyu Iko Purnomo, Komandan Resor Militer (Denrem) 032/Wirabraja.
“Anda telah berhasil menyelesaikan tugas penting ini untuk melindungi kedaulatan negara Anda dan memastikan keselamatan masyarakat di wilayah tempat Anda beroperasi. Saya bangga atas integritas, profesionalisme, dan semangat pejuang yang tinggi dalam menjalankan tugas Anda. Penuh dengan tantangan,” kata Brigjen TNI Wahyu Eko Purnomo.
Selama bertugas di Papua Barat, Yudha Shakti Sipahi mendapat perhatian karena keberhasilannya menciptakan keamanan di masyarakat.
Apalagi ketika pasukan tersebut mampu menyerang pada Juni 2024 markas kelompok teroris separatis (KST) yang menguasai wilayah Sorong Rai di hutan distrik Maibrat dan Ifat Selatan di barat daya Papua.
Apalagi banyak anggota OPM yang sudah bertobat dan pulang kampung. Berkat pendekatan kemanusiaan, salah satu anggota OPM menyerah di wilayah NKRI, dan satgas juga mampu menggagalkan upaya pengibaran simbol separatis, bendera Bintang Kejora, kata Dunram.
Baca: Foto Menakjubkan Panglima Perang TNI Kostrad Sholat dan Berdoa di Hutan Lebat