Titik Kumpul – Artis sekaligus calon Bupati Pemalang Vicky Prasetyo kembali menjadi sorotan publik pada debat Pilkada Pemalang 2024.
Mantan suami Jaskia Gotik itu menampilkan gaya tak biasa dalam perdebatan sengit. Tiga momen ‘aneh’ berikut ini membuat suasana diskusi semakin seru dan menarik. 1. Bernyanyi saat presentasi visi dan misi
Debat pertama pasangan Vicky Prasetyo dan Mochamad Suwendi berlangsung pada Kamis (31/10/2024) di Hall Hotel Pemalang. Dua pasangan lainnya Mansoor Hidayat-Mohammed Babi Dewantara dan Anom Vidiantoro-Noorholz hadir dalam diskusi bertema “Tata Kelola yang Bersih untuk Birokrasi Efektif dan Pelayanan Unggul”.
Namun di masa sulit ini, Vicky benar-benar bernyanyi, mereka mengungkapkan visi dan tujuannya. Sambil memperkenalkan label “Pemalong Revolution”, Vicky menjelaskan arti RE-VO-LU-SI, namun berhenti di huruf “L” untuk menyanyikan lagu “Berita Weather” dari Gombloh.
“Selamatkan alamku, selamatkan desaku yang Tuhan titipkan kepadaku. Tuhan titipkan sumber daya alam Pemalang yang sangat luas, kaya akan laut, sungai, dan gunung. Ini wujud yang kita gali untuk masyarakat Pemalang,” kata Vicky.2. Menyebabkan gangguan
Kejadian menarik lainnya terjadi di episode kedua saat Vicky keluar. Vicky Mansoor-Bobby menyela saat tiba gilirannya berbicara, ketika moderator bertanya kepada pasangan calon lainnya tentang prioritas program pembangunan mereka dengan anggaran terbatas.
“Sela panelis, interupsi saya. Perdebatan ini bukan hanya soal siapa yang lebih baik argumentasinya, tapi soal orang. Kandidat nomor dua ini tidak realistis,” ujar Vicki.
Dengan interupsi tersebut, suasana diskusi berubah menjadi hiruk pikuk. Moderator bahkan menurunkan volume mikrofon untuk mengendalikan situasi, namun Vicky tetap bersikeras melanjutkan pengumuman.3. Perayaan pemain sepak bola
Aksi ‘aneh’ Vicky kembali terjadi pada debat kedua Sabtu 16 November 2024 pukul 18.00 WIB. Diminta turun tangan, Vicky malah merayakan gol bak pemain sepak bola.
Rekannya Mochamad Suwendi sempat tertawa dan menirukan gerakan upacara. Namun perdebatan mengenai “pembangunan manusia dan manfaat ekonomi dengan keadilan sosial” terus berlanjut.