Titik Kumpul – Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) kembali menjadi sasaran serangan militer Israel di desa Ramyah, Distrik Bint Jbell, Lebanon Selatan, pada Minggu 13 Oktober 2024.
Dalam laporan yang dimuat Titik Kumpul Military di situs resmi UNIFIL, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 waktu setempat.
Saat itu, beberapa personel UNIFIL mendampingi beberapa Israel Defense Forces (IDF) yang melintasi Jalur Biru menuju Lebanon.
Dua unit Main Battle Tank (MBT) Merkava Mark IV Angkatan Darat Israel dengan sengaja dan paksa memasuki area tersebut, menghancurkan gerbang unit UNIFIL.
Hal ini rupanya memancing respon keras dari pasukan UNIFIL. Sebab, tindakan militer Israel dinilai mengancam dan membahayakan keberadaan pasukan penjaga perdamaian PBB.
Ini adalah ketiga kalinya provokasi militer Israel dilakukan terhadap tentara UNIFIL. Pada 10 Oktober 2024, pasukan Zionis juga menyerang markas UNIFIL di Naqoura dan melukai dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sehari kemudian, tank dan buldoser militer Israel menghancurkan beberapa tembok markas UNIFIL. Dalam kejadian ini, dua anggota UNIFIL juga terluka.
Sejak didirikan pada 19 Maret 1978, ratusan anggota UNIFIL telah menjadi korban serangan tentara Israel dan milisi pemberontak Lebanon.
Menurut laporan yang dikutip oleh Penjaga Perdamaian PBB, total 338 anggota UNIFIL tewas saat menjalankan misi penjaga perdamaian di Lebanon. Seluruh korban meninggal berasal dari 29 negara, termasuk Indonesia.
Korban terbanyak berasal dari Irlandia yang menewaskan 48 tentara. Lalu ada 39 tentara Perancis dan 38 tentara Ghana.
36 korban lainnya berasal dari Fiji, 31 dari Nepal, dan 21 dari Norwegia. Sementara itu, tiga prajurit TNI juga menjadi korban. Dua anggota TNI meninggal pada tahun 2023, dan satu lagi pada tahun 2020.