JAKARTA – Mahasiswa kedokteran asal Brasil, Mateos Facio, mendapat pengalaman mengejutkan pada malam tahun baru 2024. Ia tak sengaja tertembak di kepala, meski awalnya mengira hanya tertimpa batu.
Mattis, yang menganggap kejadian itu sebagai lelucon buruk, merayakannya selama empat hari tanpa menyadari peluru masih bersarang di otaknya, lapor NY Post pada Selasa, 27 Februari 2024.
Peristiwa itu terjadi saat Mateus sedang bersama teman-temannya di pantai dekat Rio de Janeiro.
Tidak menyadari tembakan tersebut, Mattis yang berusia 21 tahun berasumsi bahwa pukulan di kepalanya disebabkan oleh lemparan batu dan terus melakukan selebrasi, tanpa menyadari bahwa peluru masih ada di kepalanya.
Dokter yang merawat Mattis menggambarkan keberuntungannya ketika peluru berhasil menembus otaknya tanpa menimbulkan kerusakan permanen.
Setelah empat hari, Mattis mulai mengalami gejala aneh, seperti kram di lengannya. Pria yang jatuh cinta pada pesta itu kemudian menyadari ada yang tidak beres dan segera mencari dokter.
Di rumah sakit, diketahui Matt tertembak peluru kaliber 9 mm. Mateos beruntung tidak mengalami kerusakan permanen pada tubuhnya, meski ada risiko tinggi dalam operasi pengangkatan peluru selama dua jam tersebut.
Ahli bedah saraf Flávio Falcometa menggambarkan kejadian itu sebagai sebuah keberuntungan, dengan mengatakan peluru mengenai bagian otak yang mengontrol pergerakan tangan kanan.
Setelah itu, peluru yang berhasil dikeluarkan diserahkan kepada polisi yang kini sedang menyelidiki kasus tersebut. Belum ada laporan resmi mengenai adanya penembakan di pantai malam itu, sehingga menambah misteri peristiwa tersebut.
Ibu Mattis, Luciana, mengungkapkan kekagumannya atas perjalanan putranya, yang selamat dari peluru di kepala selama empat hari tanpa gejala. “Para dokter dan perawat yang menghadiri Met hampir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat,” katanya.
Banyak yang membicarakan kisah luar biasa ini, yang menyoroti ketangguhan Mateos yang luar biasa karena ia mampu melanjutkan aktivitasnya meskipun terjadi peristiwa tragis. Kasus ini merupakan contoh ketidakadilan dan keberanian manusia dalam menghadapi situasi yang sulit dipahami.
“Seseorang yang terkena peluru di kepala bisa hidup empat hari tanpa gejala,” kata ibu Mattis, Luciana.
Dengan semangatnya yang luar biasa, Mateus Faccio kini menarik perhatian banyak orang yang terpesona oleh kisah luar biasa tentang keberanian dan keuletan yang luar biasa ini.