4 Kejanggalan Pembangunan Masjid yang Diinisiasi Daud Kim, Ternyata Tanahnya Belum Hak Milik ?

VIVA Showbiz – Kritik pedas datang dari berbagai kalangan usai Daoud Kim mengumumkan keinginannya membangun masjid di Korea Selatan. Ya, baru-baru ini seorang YouTuber yang memutuskan masuk Islam mengaku ingin mewujudkan keinginannya membangun masjid di Korea.

Ia bahkan membeli tanah di kawasan Incehon untuk membangun rumah ibadah umat Islam. Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Daud Kim terlihat berada di lahan kosong dan juga membawa surat yang disebut-sebut sebagai akta jual beli tanah untuk lokasi masjid. Lanjutkan, oke?

Dalam rekaman tersebut, ia juga mengajak seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk membantunya mewujudkan mimpinya membangun masjid di Incheon, Korea. Ia bahkan menuliskan nomor rekening pribadinya untuk menerima sumbangan pembangunan masjid.

Faktanya, pengumpulan dana pribadi yang menargetkan orang asing sebagai donor dilarang keras di Korea Selatan. Padahal, perbuatan tersebut tergolong kejahatan berat. 

Banyak umat Islam, termasuk sejumlah YouTuber Muslim ternama Korea Selatan yang angkat bicara menyusul tindakan Daoud Kim. Bahkan ada pula yang membeberkan fakta menarik di balik pengakuan Daud Kim soal pembelian tanah untuk membangun masjid. Bahkan pernyataan Daud Kim disebut-sebut bohong. Apa pun? Berikut rangkumannya dikutip dari Koreaboo.

1. Tanah tersebut tidak dibeli secara resmi

Berdasarkan penuturan seorang YouTuber Muslim asal Malaysia yang tinggal di Korea Selatan, Farah Lee mengungkapkan bahwa salah satu pejabat Jung-Gu, Distrik Incheon, Korea Selatan mengatakan, individu yang hanya menandatangani kontrak harus menjual tanah dan tidak mendapatkan uang. izin untuk memiliki tanah tersebut.  Sementara itu, tempat berkumpulnya keagamaan seperti masjid dimungkinkan, namun untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan tersebut akan sulit.

2. Bukan masjid, tapi musala?

Farah Lee mengungkapkan, lahan yang dimaksudkan Daud Kim untuk membangun masjid merupakan ruang hijau dengan rasio bangunan terhadap lahan sebesar 20 persen dan rasio luas lantai sebesar 80 persen. Kalaupun izin diberikan, luas bangunan yang akan dibangun hanya 65 hingga 100 meter persegi. 

3. Tidak ada rencana pembangunan yang jelas

Sejumlah umat Islam pun menilai inisiatif Daoud Kim membangun masjid di Korea Selatan terbilang aneh. Kejanggalan tersebut terkait rencana pembangunan masjid, hingga transparansi penerimaan donasi yang masuk ke rekeningnya. 

“Kita perlu tahu tentang perencanaan pembangunan yang jelas. (Contohnya adalah besarnya dana yang dibutuhkan. Jika seseorang berniat membangun masjid, pasti berkonsultasi dengan kontraktor pembangunan mengenai anggaran pembangunan masjid tersebut). Berapa banyak yang dia kumpulkan? Mengapa dia membutuhkan dana tak terbatas untuk membangun masjid? Donatur perlu mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun masjid. “Selanjutnya, Anda harus tahu bagaimana dia akan membuang sisa pendapatan sumbangannya,” demikian bunyi pernyataan umat Islam di Korea Selatan.

4. Untuk tujuan konten saja

Farah Lee mengungkapkan, Daud Kim pernah berbicara dengan reporter JTBC tentang keinginannya membangun masjid. 

“Saya berniat membangun gedung yang bisa digunakan untuk keperluan konten, dengan ruangan kecil untuk beribadah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *