4 Kontroversi Gus Samsudin, Dalang Konten Ajaran Sesat Tukar Pasangan

JAKARTA – Gus Samsudin kembali ke publik dengan konten kontroversial, kali ini membahas Alquran yang membolehkan menghukum pasangan. Video yang diposting di YouTube menjadi viral dan membuat heboh.

Kejadian ini membuat Polda Jatim turun tangan setelah Gus Samsudin diperiksa terlebih dahulu oleh Polda Balitar. Polda Jatim dilibatkan dalam penyelesaian kasus tersebut karena informasi yang diberikan Gus Samsudin terkesan kontradiktif.

Sebelum peristiwa kontroversial ini terungkap, Gus Samsudin telah terlibat banyak kontroversi. Dua tahun sebelumnya, masyarakat juga dihebohkan dengan konflik antara Gus Samsudin dan Penyihir Merah. Berikut postingan kontroversi Gus Samsudin: Gus Samsudin dan Penyihir Merah

Perseteruan Setan Merah alias Marcel Redible dan Gus Samsudin berawal dari isu yang mereka jumpai di YouTube.

Pada tanggal 22 Juli 2022, Marcel dan rombongan mengunjungi padepokan Gus Samsudin di Blitar untuk mendemonstrasikan keterampilan spiritualnya, namun kunjungan tersebut berakhir ricuh.

Sempat terjadi kegaduhan setelah Marcel tidak bertemu langsung dengan Gus Samsudin, malah diterima kuasa hukumnya.

Marcel pun diminta menunjukkan identitasnya oleh kepala desa setempat. Saat hendak berangkat, Marcel diserang pendukung Gus Samsudin.

Setelah kejadian itu, Red Magician menjadi terkenal dan mulai semakin banyak berkarya di industri hiburan Indonesia.

Sementara Gus Samsudin yang sebelumnya melaporkan Marcel ke polisi, justru harus mengurusi penyanderaannya di Kraton Solo.

Gus Samsudin kemudian mengatakan, dirinya diberi nama tersebut oleh Karton Xunan Surakarta, atau Karton Solo. Dalam video yang diposting di laman YouTube-nya, terlihat Gus Samsudin diberi gelar tersebut oleh Dewan Adat (LDA) Keraton Surkarta Kasunan.

Sebagai Ketua Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejoinangun, Blitar, Gus Samsudin dipromosikan menjadi Raden Tumenggung Samsudin Condrodipo dan dipindahkan ke Kanjang Raden Tumenggung Samsudin Condronegoro.

Pemberian nama ini menimbulkan kontroversi karena acara tersebut tidak diadakan di lingkungan resmi istana, dan penyelenggaranya bukan dari pihak istana.

Beberapa pihak berpendapat pemberian gelar tersebut tidak sah karena dilakukan tanpa izin raja, yang biasanya disertai dengan surat persetujuan yang ditandatangani oleh Paco Bueno 13.

Gus Samsudin kemudian memberikan penjelasan tentang pemberian gelar Kanjeng Raden Tumenggung, dengan mengatakan bahwa gelar tersebut diberikan langsung oleh Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah, atau Gusti Moeng Wanita Pembunuh Padepokan Gus Samsudin

Seorang perempuan bernama Savarti (59), asal Murukrambangan Surbia, ditemukan tewas di kamar mandi Pondok Nosventoro di Litar milik Gus Samsudin.

Pertapaan Gus Samsudin dinilai lalai karena korban sudah dua hari meninggal dunia di kamar mandi.

Awalnya, korban bercerita kepada keluarganya akan berangkat ke Pondok Nosventoro Kadmangan untuk berobat di bawah bimbingan Gus Samsudin. Pada Sabtu, 9 Desember 2023, korban ditinggal sendirian.

Setelah korban tak kunjung pulang, pihak keluarga berusaha mencari tahu keberadaannya dengan mendatangi Pondok Nosventoro Kadmangan pada Senin.

Setelah mendapat instruksi, polisi dan keluarga korban menuju toilet umum. Mereka menemukan kamar mandi terkunci di dalam. Petugas membuka pintu kamar mandi dan menemukan korban sudah meninggal.

Kementerian Kesehatan di Litar meminta penjelasan Gus Samsudin atas kejadian yang dialami Swarta. Swati mengangguk dan menarik napas dalam-dalam.

Namun Gus Samsudin mengaku tidak pernah memberikan obat, pijat, atau obat-obatan kepada orang berkulit gelap. Ia hanya memberikan nasihat dan dukungan kepada para korban, termasuk dorongan untuk hidup kembali dan menjaga kedisiplinan dalam berdoa

Konten ajaran agama berdasarkan diperbolehkannya masyarakat berganti pasangan terlihat di media sosial. Ada dua klip video dengan timing kamera berbeda.

Kedua video tersebut memperlihatkan percakapan antara empat pemimpin yang sedang membaca bersama para bangsawan dan wanita.

Dalam diskusi tersebut, salah satu pimpinan mengemukakan bahwa dalam membaca diperbolehkan berganti pasangan jika keduanya sepakat. Ditegaskannya, hal tersebut merupakan pedoman yang berlaku bagi masyarakat yang ikut serta dalam pembacaan tersebut.

Salah satu imam dalam video itu berkata: “Di sini kita bebas, asal sepakat, silakan saja. Kalau merasa bahagia dengan pasangan, tidak apa-apa.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *