4 Tahap Memaafkan, Penting Agar Rasa Marah Tidak Sampai Mengganggu Kesehatan

KEHIDUPAN HIDUP – Menahan amarah terhadap seseorang dalam waktu lama dapat berdampak pada masalah kesehatan fisik dan mental. Singkatnya, kemarahan adalah keadaan emosi dasar yang dimiliki setiap manusia. Ketika amarah ditekan lebih lama, otak melepaskan hormon kortisol yang menyebabkan stres.

Akibatnya, kemarahan yang awalnya terlihat hanya sementara, bisa berdampak jangka panjang karena orang tersebut tidak mampu mengatasinya dengan baik. Tak hanya kondisi mental saja, namun juga gangguan kesehatan lainnya seperti sakit maag, penyakit jantung, dan gangguan pernafasan. Lanjutkan saja, oke?

“Stres ini bisa menimbulkan rasa marah yang berlebihan, mengganggu sel-sel otak. Bahkan organ tubuh pun terganggu. Asam lambung naik, jantung berdebar kencang, pernafasan menjadi cepat, otot meregang dan kesehatan tubuh dan pikiran pun terganggu. terganggu, orangnya yang mana,” jelas Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, dokter spesialis kedokteran jiwa, tentang program Hidup Sehat TVONE, pada Selasa 16 April 2014.

Memang tidak mudah untuk memaafkan seseorang yang telah menyakiti hati Anda, namun harus dilakukan sedemikian rupa agar orang tersebut dapat hidup normal kembali dan menerima hal-hal positif lainnya. Meski Anda tidak bisa sepenuhnya melupakan kejadian yang menyakiti Anda, memaafkan dapat mengurangi amarah dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.

1. Tahap penerimaan

Remisi terdiri dari beberapa fase, yang pertama adalah penerimaan. Pada titik ini, orang tersebut akan memutuskan apakah akan menerima cerita baru berdasarkan masa lalunya atau tidak.

“Bahwa kita hanya bisa menerima masa lalu dan belajar darinya,” jelas Dr. Lahargo.

2. Timbulnya rasa empati

Langkah selanjutnya dalam proses memberi kepada seseorang adalah munculnya kesadaran diri dan orang lain yang sebenarnya. Pada masa ini, seseorang cenderung mengasihani diri sendiri untuk menghindari rasa sakit lebih lanjut atau untuk mencintai orang lain yang telah menyebabkan luka.

3. Perubahan cara pandang terhadap cedera masa lalu

Kemudian dia yang berusaha memaafkan memasuki adegan dengan perspektif yang berubah untuk melihat peristiwa masa lalu. Selama masa ini, orang-orang dalam remisi akan menyadari bahwa peristiwa-peristiwa yang sebelumnya menyakiti mereka dan menyebabkan mereka menjadi emosional dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

4. Rasa tanggung jawab

Tahap terakhir dalam proses memaafkan menurut Dr. Lahargo Kembaren adalah sebuah tanggung jawab, dimana orang yang melakukannya dengan cara memaafkan mengetahui bahwa dirinya lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan demi masa depan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *