JAKARTA, Titik Kumpul – Memilih pemimpin membutuhkan banyak pertimbangan dan pemikiran mengenai nasib pengikutnya ke depan. Menjelang Pilkada 2024, masyarakat Indonesia sudah berdatangan ke tempat pemungutan suara (TPS) di berbagai daerah untuk memilih gubernur dan wakil gubernur provinsi. , provinsi dan wakil gubernur, walikota dan wakil walikota. .
Buya Yahya menjelaskan, ada 5 hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih pemimpin. Karena pemimpin yang tepat baik bagi masyarakat, namun jika salah memilih pemimpin maka masyarakat akan dirugikan. Simak selengkapnya di sini!
Menurut Buya Yahya, hal-hal berikut harus diperhatikan dalam memilih calon pemimpin yang baik
Rasakan imannya
Menurut Buya Yahya, seorang pemimpin yang baik juga harus memiliki hubungan yang baik dengan Allah SWT. Jika ia dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab agamanya dengan baik, maka pekerjaan duniawi akan terlaksana dengan baik.
“Kalau mau memilih pemimpin, harus tahu dulu bahwa pemimpin itu lebih dekat dengan keagungan Allah dan Rasul-Nya,” kata Buya Yahi dalam video YouTube Al-Baja TV pada Rabu, 27 November 2024.
Ketika seorang pemimpin tidak hidup sesuai agamanya dengan baik, maka urusan duniawi tidak dapat ditangani dengan setia.
Hubungan baik dengan orang yang dicintai
Tidak hanya dengan Tuhan, tapi juga dengan sesama manusia. Pemimpin yang baik harus mempunyai empati, simpati, dan kepedulian sosial terhadap orang-orang disekitarnya.
Dia berkata, “Kamu harus bersikap baik dengan orang lain, bersosialisasi. Oh, bersosialisasi itu bagus, tapi jangan pernah berdoa. Ya, itu tidak benar. Itu tidak dapat diterima.”
Di bawah kepemimpinan partai yang baik
Sebelum memilih pasangan calon utama daerah pada pemilu kali ini, ada baiknya memikirkan partai mana yang mendukung pasangan tersebut sebelum mengambil keputusan. Menurut Buya Yahya, hindari memilih calon kepala daerah dari partai yang bermasalah atau punya sejarah buruk.
Dia berkata: “Siapa yang mendukungnya? Padahal dia baik di sisi Allah. Baik untuk umat. Siapa yang mendukungnya? Organisasi yang mana? Partai yang mana? Kelompok yang mana? Sekumpulan ahli yang tergeletak di lapangan atau tidak. Dapat dipercaya di hadapan Allah.”
Pisahkan hal-hal pribadi
Di musim pemilu ini, banyak partai yang bersaing memperebutkan kepala daerah. Makanya mereka melakukan apa saja, termasuk melakukan kecurangan dalam berbagai aktivitas, misalnya politik uang atau tawaran menarik demi mendapatkan suara.
Oleh karena itu, Buya Yahya menekankan untuk menghindari kepentingan diri sendiri dengan menerima janji-janji manis calon kepala daerah.
“Kalau memilih, tinggalkan kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi juga termasuk kepentingan bisnis. Jadi tidak ada kepentingan pribadi. Kalau sudah punya akun, jujur saja tidak bisa,” jelas Buya Yahya.
Mohon petunjuk kepada Allah SWT
Buya Yahya berpesan shalat Istikharah sebelum memutuskan calon pemimpin. Doa ini dibuat untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT agar tidak salah memilih pemimpin di hari pemungutan suara
Beliau bersabda: “Berdoa dan mengadu kepada Allah. Syafaat itu bersamaan dengan berdoa. Jadi kamu netral, hatimu aman. Hatimu aman. Kamu memohon istikrah dan petunjuk kepada Allah.”