JAKARTA – Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menggambarkan ciri-ciri dan perilaku Bani Israel yang dikenal sebagai bangsa yang keras kepala dan kerap melakukan tindakan kekerasan seperti pembantaian orang-orang jahat yang tidak bersalah.
Hal ini sudah berlangsung sejak zaman Nabi SAW, meskipun beliau pernah menentang ajaran Nabi dari Allah.
Berikut beberapa keburukan Bani Israel yang tercatat dalam Kitab Suci Al-Quran yang dikumpulkan dari berbagai sumber pada Minggu 19 November 2023. 1. Para pembangkang dan pengecut
Bani Israel sering disebut sebagai kelompok yang menentang penghakiman alias oposisi. Kebanyakan dari mereka berbuat dosa dan tidak mengikuti petunjuk Nabi mereka. Ditambah lagi, sering kali menimbulkan stres.
Pada suatu ketika, Allah SWT konon pernah meminta Nabi Musa untuk mengajak umatnya ikut serta dalam Pertempuran Baitul Maqdis di Palestina. Namun bani Israel tidak mau menaati perintah berperang dan senang berperang.
Kisah ini tercatat dalam Al-Quran surat Al Maida ayat 24 sebagai berikut:
“Mereka berkata, Wahai Musa, kami tidak akan masuk (Baitul Maqdis) jika mereka masih di dalam, maka pergilah bersama Tuhanmu dan berperanglah bersama kalian berdua. Mari kita (tunggu) di sini (di bukit Bani Musirif).
Perkataan di atas mereka ucapkan karena takut akan pertempuran merebut Baitul Maqdis atau karena kebodohan mereka dan berani melanggar hukum Allah dan Rasul-Nya 2. Banyak bertanya.
Selain pertentangan dan kemunafikan, Bani Israel juga dikenal sebagai orang yang banyak bertanya. Pertanyaan yang sering mereka ajukan tidak mencerminkan apa yang mengganggu mereka.
Misalnya ketika Allah SWT memintanya untuk menyembelih seekor sapi (tanpa syarat lain), Bani Israil bertanya kepada Nabi Musa secara detail tentang umur sapi tersebut dan ciri-ciri lainnya, mulai dari warna sapi tersebut. hal-hal sepele.
Berdasarkan pertanyaan mereka, Allah memberikan sesuatu yang sulit kepada mereka, sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan anak sapi sesuai pesanan. Padahal, jika mereka tidak banyak bertanya dan membawakan anak lembu kepada Musa, maka pertanyaannya tidak akan sulit dan panjang. Kisah sapi ini tercatat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 67-71.3. orang jahat
Saatnya berguling. Pada masa Nabi Musa, Bani Israil dikenal sebagai bangsa yang tidak mengikuti ajaran nabinya. Nabi Musa A.S. Menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Firaun yang kejam.
Konon bani Israel suka sekali mengubah ajaran kitab Taurat yang diturunkan Nabi Musa. Mereka juga suka berbicara. Misalnya, mereka mencari kenyamanan dalam beribadah kepada Tuhan.
Padahal, ibadah kepada Nabi Musa sangat cemerlang. Mereka memelihara ibadah pada hari Sabat (Sabtu) untuk hari lain.
Jadi mereka dihukum oleh Tuhan menjadi monyet. Kisah ini diabadikan dalam surat Al Araf ayat 163-166 dan surat Al-Baqarah ayat 65.4. Senang menyakiti
Al-Qur’an menggambarkan Bani Israil sebagai kaum yang gemar menghancurkan muka dunia. Bani Israel menghancurkan tanah tempat mereka tinggal (Masjid Aqsa) dua kali dan kemudian menyiksa para penjahatnya.
Kehancuran yang akan menimpa Bani Israil dijelaskan secara rinci dalam Surat Al Isra ayat 4-7
“Dan Kami telah menetapkan terhadap bani Israil di dalam Kitab, ‘Kamu akan merugikan dunia sebanyak dua kali, dan kamu akan bermegah dengan sombong.’ .
Dan keputusan itu akan ditanggapi dengan serius. Kemudian Kami beri kesempatan kepada kamu untuk mengalahkan mereka, Kami bantu kamu dengan harta dan anak, dan jika kamu berbuat baik (artinya) Kami jadikan kamu golongan yang besar jika kamu berbuat baik.
Dan jika kamu berbuat keburukan, (kerugian dari keburukan itu) adalah bagimu. Ketika azab (kejahatan) yang kedua datang, (Kami akan membangkitkan musuh-musuhmu) menghitamkan wajahmu dan ketika mereka memasuki Masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana mereka masuk pertama kali dan menghancurkan segala sesuatu yang dulu mereka pelihara. “5. Bersikaplah brutal
Sifat terbaik dari bangsa Israel adalah kejahatan. Anak-anak Israel suka mengingkari janjinya, berpura-pura dan bersikap jahat. Ketika mereka bersama orang-orang Kristen mereka meminta iman, tetapi ketika mereka kembali ke kelompoknya, mereka tidak melakukannya. Hal ini tercatat dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 76
“Ketika mereka bertemu dengan orang-orang mukmin, mereka berkata, ‘Kami telah beriman’, namun ketika mereka kembali ke tetangganya, mereka bertanya, “Sudahkah kamu mengajari mereka? Apakah Anda menceritakan kepada para sahabat Muhammad (tentang apa yang Allah jelaskan kepada Anda) tentang karakter Muhammad dalam Taurat?
Ibnu Abbas berkata: “Ketika orang-orang Yahudi yang fasik bertemu dengan kaum Muslim, mereka berkata, ‘Kami beriman bahwa sahabatmu (Nabi Muhammad SAW) adalah Utusan Allah, padahal Muhammad diutus hanya kepadamu.