JAKARTA – Serangan besar-besaran Iran terhadap Israel pada Minggu, membuka kemungkinan konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah, bahkan kemungkinan terjadinya perang baru yang menghancurkan.
Meski secara teori Israel dianggap sebagai senjata paling canggih, apalagi dengan dukungan sekutunya seperti Amerika Serikat (AS), namun kekuatan militer Iran tidak boleh dianggap remeh.
Bersama Israel, Iran adalah salah satu kekuatan militer utama di Timur Tengah. Meski sebelumnya menghadapi sanksi dan sanksi AS, Iran telah berhasil mengembangkan industri militer dalam negeri yang mampu menantang persenjataan Barat, termasuk pengembangan pesawat terbang dan rudal balistik. Rudal balistik Shabab 4
Iran telah memperluas program misilnya bersama Libya dan Korea Utara sebagai kekuatan utama di Timur Tengah. Program ini mencakup berbagai macam senjata yang mampu mencapai sasaran di Israel dan luar negeri.
Contoh rudal balistik Iran adalah Shabab 4 yang mampu menembak sejauh 3.862 kilometer. Selain itu ada juga Segel 3 yang memiliki bobot 38.000 kg dan mampu melaju hingga 4.000 km. Rudal jelajah Abu Mahdi
Diluncurkan pada Agustus 2020, rudal jelajah ini memiliki dimensi fisik panjang 6 meter, lebar 0,55 meter, berat 1.650 kg, lebar sayap 3,1 meter, dan hulu ledak 410 kg.
Mesin turbojet Toloue, yang ditenagai oleh produk Iran Abu Mahdi, dapat terbang dengan kecepatan subsonik sekitar 900 kilometer per jam dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 kilometer. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan rudal jelajah Angkatan Laut Iran sebelumnya, yang berukuran tiga kali lipat dari rudal sebelumnya. Drone Martir
Kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone paling terkenal dari Iran adalah Shahid – yang berarti “saksi” dalam bahasa Persia. Drone mematikan ini dijuluki “AK-47” versi Teheran: murah, diproduksi secara massal dan siap diekspor ke zona konflik yang menjadi kepentingan pemerintah Iran.
Suara yang dihasilkan oleh Shahid, yang terdengar seperti mesin pemotong rumput, menjadi sangat populer di Ukraina, di mana penduduknya terus-menerus dibombardir oleh serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan Rusia dari Iran. Dilengkapi dengan daya angkut hingga 50 kg dan mampu menjangkau hingga 2000 km.4. Drone Mirage-10 (Mohajer-10)
Drone Iran lainnya yang mendapat perhatian adalah Mohajer-10, yang dirancang sebagai pesawat multi-peran untuk pengintaian, serangan jarak jauh, dan misi kamikaze.
Mohajer-10 merupakan versi terbaru dari seri Mohajer yang telah ada sejak Perang Iran-Irak pada tahun 1980an, dimana Tentara Republik Islam dan Garda Revolusi Iran pertama kali menyadari pentingnya penggunaan drone dalam peperangan modern. Rudal hipersonik Al-Fath-1
Iran sedang mengembangkan kemampuan rudal balistik dan jelajahnya, sekaligus secara aktif mengembangkan teknologi canggih yang dimiliki oleh beberapa kekuatan militer terkemuka. Teknologi ini mencakup mesin aerodinamis berpendingin udara dan sistem hipersonik.
Upaya terbaru Iran ditujukan untuk mengembangkan rudal hipersonik. Pada Juni 2023, mereka meluncurkan rudal Al-Fatah-1 yang memiliki jangkauan 1.400 km dan mampu mencapai kecepatan Mach 13-15. Kombinasi kemampuan manuver dan kecepatan tinggi memungkinkannya menghindari sistem pertahanan udara yang ada.