Muaro Jambi – Indonesia adalah daya tarik budaya dan sejarah yang menarik. Nyatanya, Candi Borobudur dan Prambanan di Pulau Jawa bukan satu-satunya saksi sejarah peradaban di Indonesia. Jamba juga memiliki warisan sejarah yang bertujuan untuk menjadi lebih besar dari Angkor Wat di Kamboja dalam 5 tahun ke depan.
Oleh karena itu, Situs Warisan Budaya Nasional Murajambi (KCBN) kini menjadi pusat perhatian dunia karena merupakan kompleks warisan budaya terbesar dan tertua di Asia Tenggara yang masih banyak dilestarikan struktur dan artefaknya. . Kompleks candi Muara Jambi tersebar di area seluas 3.981 hektar dan saat ini sedang dalam proses kebangkitan.
Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Murajambi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi resmi dimulai pada Rabu, 5 Juni 2024. Proyek ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah melindungi dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Tujuan pembangunan ini tidak hanya untuk memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga untuk mengeksplorasi lebih jauh peradaban Murajambi yang hilang.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjelaskan: “Melalui upaya ini, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga bertujuan untuk mengkaji secara mendalam budaya Murajambi yang hilang melalui penggalian sejarah. Fasilitas, “Terakhir, KCBN Murajambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menggembirakan bagi masyarakat, menyadari makna budaya dan sejarahnya dengan tujuan “membawanya kembali ke sumbernya”, ujarnya.
Ia juga menyoroti optimisme pemerintah terhadap pengembangan sektor ini, dengan mengatakan: “Tujuan kami dalam 5 tahun ke depan adalah menjadikannya lebih besar dari Angkor Wat karena terdapat potensi.”
Keseriusan pemerintah diharapkan tetap ada dalam pengerjaan proyek ini. Kehadiran Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid di kawasan serta komitmen tegasnya terhadap pelestarian budaya mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan.
G. Bakri, Anggota DNR RI asal Jambi, memuji dedikasi dan kerja keras Hilmar Farid dan tim. H. Bakri berharap meski ada pergantian kabinet ke depan, Hilmar Farid tetap menjalankan tugasnya.
“Kalau bisa, kalaupun kabinet berganti, Dirjennya tetap. Jangan sampai badannya terpecah dan kepalanya terpecah,” ujarnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada CEO yang mewakili masyarakat Jambi. Sejak kunjungan pertama presiden, kemajuan dalam pembangunan candi telah terlihat.” Proyek Kebangkitan Murajambi KCBN merupakan salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan warisan budaya Indonesia. Kompleks Murajambi dikenal sebagai situs arkeologi terbesar di Asia Tenggara, dan kompleks candinya menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.
“Sejak awal proyek ini, kami telah melihat perubahan yang signifikan. Prasarana dan fasilitas pendukung di kawasan candi terus ditingkatkan sehingga menjadikan kawasan tersebut semakin menarik bagi wisatawan dan peneliti,” tambah H. Bakri.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mengawal proyek tersebut, terutama dari segi anggaran, agar dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat Jambi. Diharapkan dengan kebangkitan tersebut, KCBN Murajambi tidak hanya menjadi pusat wisata budaya, tetapi juga pusat penelitian dan pendidikan yang mendalami sejarah peradaban Indonesia dan membagikannya kepada dunia.
Kunci keberhasilan proyek ini adalah dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, Murazambi akan menjadi ikon budaya yang lebih besar dan terkenal dibandingkan Angkor Wat dalam lima tahun ke depan.