JAKARTA, Titik Kumpul – Setiap pasangan suami istri ingin memiliki anak. Sayangnya, tidak semua pasangan pasti bisa langsung memiliki momongan. Ada beberapa pasangan suami istri yang tidak percaya untuk memiliki anak bahkan setelah bertahun-tahun.
Namun sayang, ketika pasangan suami istri tersebut belum mempunyai anak, minat wanita tersebut semakin meningkat. Banyak masyarakat kita yang memberikan stigma negatif terhadap perempuan sebagai salah satu faktor penyebab permasalahan memiliki anak. Faktanya, sebagian besar masalah infertilitas disebabkan oleh faktor suami.
“Itu adalah kesalahan besar (menganggap wanita adalah alasan utama pasangan mengalami masalah untuk hamil) karena kedua belah pihak setara,” kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr. Mohammad Hakal, Sp.OG-KFER, FICS, MIGS baru-baru ini dikonfirmasi oleh awak media.
Di satu sisi, Haekal menjelaskan, berdasarkan informasi dari Persatuan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI), banyak pasangan yang melakukan program bayi tabung karena banyak faktor infertilitas pria akibat kelainan sperma.
“Dikaitkannya bayi tabung di Indonesia karena masalah sperma suami. Ini adalah masalah sperma paling umum kedua dan masalah ovarium paling umum ketiga pada wanita. Masalah lainnya adalah endometriosis, PCOS, dan lain-lain, ujarnya.
Tanda-tanda pasangan harus memeriksakan diri ke dokter
Lebih lanjut Haakal mengungkapkan, masalah kehamilan diartikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mengandung anak dalam waktu 12 bulan setelah pernikahan. Jika dalam waktu 12 bulan pernikahan belum dikaruniai anak, pasangan dapat berkonsultasi ke dokter spesialis.
“Dalam 12 bulan pernikahan, keberhasilan kehamilan tercapai 85-90 persen. Oleh karena itu, permasalahan pembuahan adalah tidak mungkinnya anak hidup dari suami istri selama 12 bulan,” imbuhnya.
Ia menambahkan, “Tetapi banyak kondisi yang memungkinkan kita hanya mencapai 6 bulan, bukan 12 bulan. Kalau tidak teratur haidnya, muncul endometriosis, dan dia tahu kalau itu penyakit tertentu, bisa cepat selesai, “tambahnya. sambung.
Setelahnya, kata Heckel, pasangan tidak subur akan menjalani beberapa pemeriksaan dasar untuk mengetahui penyebab masalah kehamilannya. Beberapa tes dasar antara lain jumlah sperma pada pria, tes cadangan sel telur, dan fungsi saluran tuba pada wanita.
“Pertama-tama, dari kedua sisi pihak laki-laki memeriksa penyebab sulitnya hamil dengan analisa sperma. Dari pihak perempuan itu berkaitan dengan umurnya, penumpukan sel telur, pemeriksaan USG rahimnya dan kedua-duanya. Saluran tuba,” ujarnya. dikatakan.
Nantinya, setelah penyebabnya diketahui, dokter akan meresepkan beberapa pengobatan. Mulailah dengan pengobatan atau bahkan IVF sebagai upaya terakhir.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dasar, kita evaluasi apa masalahnya dan apa solusinya. Apakah obatnya cukup, barulah pembuahan atau bayi tabung. IVF itu ibarat senjata pamungkasnya,” imbuhnya.