Titik Kumpul – Masiroh, TKW asal Indramayu, Jawa Barat, yang dikabarkan meninggal dunia selama 22 tahun, telah kembali ke kampung halamannya. Kepulangannya ke tanah air disambut haru dan gembira oleh keluarga dan kerabatnya.
Wanita berusia 38 tahun tersebut diketahui berangkat ke Suriah pada tahun 2001 untuk bekerja sebagai TKI. Namun, sejak tahun 2002, ia kehilangan kontak dengan keluarganya. Pihak keluarga mengira Masiroh telah meninggal, apalagi saat perang sedang berkecamuk di Suriah
Berikut 6 fakta Masiroh, TKW yang diduga tewas di Suriah, kembali ke kampung halaman setelah 22 tahun absen: 1. Masiroh berangkat ke Suriah pada tahun 2001 dan mengalami kekerasan dari majikannya.
Selama 22 tahun, Masiroh mengalami cobaan di Suriah. Ia mendapat perlakuan buruk dari atasannya, bahkan gajinya diambil. Ia harus hidup di tengah kondisi perang yang berbahaya.
“Saya berangkat ke Suriah pada tahun 2001, dengan majikan pertama selama 4 tahun, setelah itu majikan pertama dipukuli oleh istrinya. Setelah itu dia pindah pekerjaan lain selama tiga tahun dan gajinya pada majikan pertama diambil,” dia dikatakan. Masiroh, dikutip dari Tvone, Senin 6 Mei 2024.
Saat berpindah pekerjaan ke majikan ketiga, menurut Masiroh, gaji yang seharusnya diberikan justru diambil oleh majikan pertamanya.
“Ketiga kalinya, dalam waktu tiga tahun, gaji saya diambil kembali dari majikan pertama. Saat saya dipekerjakan di majikan ketiga, terjadi perang, saya takut. Saat perang saya pergi bersama bos saya, alhamdulillah. , Aku masih terlindungi, aku milik Tuhan, jadi aku tidak terluka,” kata Masiroh2 Bertahun-tahun tak ada kabar Masiroh dikira meninggal.
Sementara itu, adik Masiroh, Abdul Siraj, mengatakan, karena belum ada kabar dari Masiroh, pihak keluarga mencoba berbagai cara untuk mengetahui lokasi Masiroh. Namun, semua upaya tidak membuahkan hasil dan Masiroh tetap tidak diketahui hingga akhirnya dianggap meninggal.
“Masiroh dikabarkan meninggal karena setelah dua tahun Masiroh bekerja di Suriah, tidak ada kontak hingga tahun 2023, apalagi kita tahu di sini saat itu sedang terjadi konflik di negara tersebut,” kata Abdul.
“Tapi walaupun Masiroh sudah meninggal, biasanya kami sekeluarga bermimpi bertemu dengannya, itu pasti pertanda. Nah, karena tidak ada tanda-tandanya, kami masih sangat yakin kalau kakak Masiroh masih hidup. tahlilan,” Kalaupun ada. upacara tahlilan, kami sekeluarga sering atau selalu mengirimkan doa kepada Masiroh, karena menurut kami dia tidak ada,” jelas Abdul. 3. Dapatkan informasi bahwa Masiroh masih hidup dari YouTube.
Pada tahun 2023, keluarga Masiroh melihat video dari seorang YouTuber yang menceritakan kisah seorang pekerja migran di Suriah yang mirip dengan Masiroh. Dari video tersebut, keluarga Masiroh mengenal majikan Masiroh di Suriah.
“Sejak tahun 2001 sudah ada kontak, tahun 2002 hilang kontak, lalu tahun 2023 ada youtuber yang videonya menjelaskan permasalahan tersebut secara detail. Alhamdulillah ada kemajuan,” kata Abdul.4. Keluarga Masiroh berhasil menghubungi majikannya di Suriah
Melalui komunikasi dengan atasannya, keluarga Masiroh akhirnya mengetahui bahwa Masiroh masih hidup. Mereka segera mengurus proses kepulangan anggota keluarga ke kampung halaman.
“Ada komunikasi dengan majikan keempat lewat video call. Jadi dari majikan pertama total empat tahun, lalu empat tahun kemudian Masiroh dikirim ke majikan lain,” kata Abdul.5. Keluarga Masiroh meminta bantuan pemerintah untuk memperjuangkan hak-hak mereka di Suriah
Keluarga Masiroh berharap pemerintah setempat membantunya memperjuangkan haknya selama bekerja di Suriah. Mereka juga ingin Masiroh mendapat kompensasi atas gaji yang belum dibayarkan oleh majikannya.
“Saya berharap sebagai wakil keluarga Masiroh, dari majikan pertama sampai majikan ketiga, hak-hak Masiroh bisa diselidiki kembali, alhamdulillah kalau dibebaskan. Total masa tinggal Masiroh di Suriah adalah 22 tahun sejak tahun 2001 atau sejak Masiroh tamat sekolah MI,” kata Abdul. 6. Setelah berhasil pulang ke Indonesia, Masiroh masih trauma.
Pada Mei 2024, Masiroh akhirnya kembali ke kampung halamannya. Kepulangannya disambut hangat oleh keluarga dan kerabatnya.
Namun hingga saat ini, menurut Abdul, Masiroh masih mengalami trauma mendalam akibat penyiksaan majikannya dan perang di Suriah. Bahkan, karena beberapa pengalaman pahit yang dialaminya, Masiroh kini tidak mengenal teman-temannya semasa sekolah, dan tidak fasih berbahasa Indonesia.