6 Tokoh yang Kritik Keras Naturalisasi Timnas Indonesia, Bukan Orang Sembarangan

Jakarta, Titik Kumpul – Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) mulai memperbanyak program naturalisasi pemain pribumi sejak awal tahun 2020. Hingga Oktober 2024, total sudah ada 14 pemain pribumi yang dinaturalisasi untuk bermain di timnas Indonesia. Timnya, mereka adalah:

Maarten Paes, Mees Hilgers, Jordi Amat, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, Justin Hubner, Sandy Walsh, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Eliano Reijnders, Thom Haye, Ivar Jenner, Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen.

Padahal, program naturalisasi sudah ada sebelum STY menangani timnas Indonesia. Bedanya, pelatih sebelumnya tidak mencari pemain asli yang bermain di luar negeri.

Pelatih sebelumnya lebih memilih pemain asing dalam negeri yang sudah lima tahun bermain di Liga 1, seperti Cristian Gonzales, Victor Igbonefo, Diego Michiels, dan Marc Klok.

Namun saat ini, proses kewarganegaraan mendapat kritik keras dari berbagai kalangan.

Tak sedikit yang bilang karier pemain lokal juga harus diperhatikan. Memang ada yang mengaku bingung melihat timnas Indonesia dipenuhi wajah bule.

Berdasarkan informasi Titik Kumpul, setidaknya ada enam orang yang menentang program naturalisasi masa STY. Lantas, siapa saja yang menentang program kewarganegaraan? Pria handuk

Tommy Welly alias Bung Towel mungkin menjadi salah satu sosok paling penting di timnas Indonesia sejak dipimpin STY.

Menurutnya, prestasi timnas Indonesia di era STY tak perlu dipuji karena prestasi tersebut masih terbilang biasa saja.

Towel menilai kebijakan naturalisasi era STY menjadikan liga lokal hanya sekedar eksibisi dan tidak menghargai pemain lokal.

“Kalau (naturalisasi) ini akselerasi, jalan pintas, jalan pintas, sampai kapan? Lalu apa tujuan kompetisi (Ligue 1)? Pameran untuk publik?” kata Handuk melalui YouTube Spotify Indonesia.2. Fakhri Husaini

Legenda sepak bola Indonesia Fakhri Husaini pun mengkritik program naturalisasi tersebut. Ia meminta para suporter tidak memuji pemain natural Timnas Indonesia.

“Pesan saya, tidak perlu terlalu banyak memberikan pujian kepada pemain naturalisasi. Karena tanpa disadari, pujian yang terlalu banyak dapat merugikan pemain lokal,” kata Fakhri Husaini di Surabaya, Selasa (14/11/2023).

Ia meminta beberapa pemain lokal di timnas Indonesia seperti Rizki Ridho, Witan Sulaiman, dan Ramadhan Sananta tidak dianggap kalah dengan pemain naturalisasi.3. Peter Gontha

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha, juga mengkritik program naturalisasi timnas Indonesia. Ia mengatakan, harga diri masyarakat Indonesia hancur karena hal tersebut.

Peter juga menyebut pemain timnas Indonesia yang dinasionalisasi memiliki dua paspor. Menurutnya, sudah saatnya para pemain naturalisasi tersebut meninggalkan timnas Indonesia dan kembali ke tanah air.

“Tahukah kalian kewarganegaraan mereka hanya sementara karena mereka mempunyai dua paspor dan ketika mereka berhenti bermain di Indonesia mereka membuang status kewarganegaraan Indonesianya, (saya tahu),” tulis Peter melalui akun Instagram pribadinya.

Bukankah lebih baik kalah secara terhormat daripada menang atau kalah dengan cara yang merendahkan harkat dan martabat bangsa? (Saya bingung), lanjut Rocky Gerung.

Rupanya Rocky Gerung yang dikenal sebagai pengamat politik juga menaruh perhatian pada timnas Indonesia. Menurutnya, program kewarganegaraan merupakan penipuan terhadap perasaan pendukungnya.

Karena yang namanya naturalisasi saat ini adalah salah satu bentuk sensasionalisme, kata Rocky melalui kanal YouTube pribadinya.

Rocky menilai program kewarganegaraan yang diusung PSSI merupakan bukti nyata merosotnya pendidikan di usia muda.5. Hifni Hasan

Hifni Hasan, anggota Exco NOC Indonesia, terang-terangan mengkritik program kewarganegaraan di Jebret Media Award 2024 pada Kamis, 26 September 2024.

Ia mengaku berbicara langsung dengan STY agar tidak terlalu banyak mendatangkan pemain natural ke sepak bola Tanah Air.

“Saya orang yang sangat ketat dalam hal kewarganegaraan. “Saya sudah sampaikan kepada dia (STY) bahwa dia tidak memiliki terlalu banyak pemain alami di timnas Indonesia,” kata Hifni Hasan.6. Anita Jacoba Gah

Anggota komisi

Saat itu, Anita berharap Kevin Diks menjadi pemain terakhir yang dinaturalisasi di timnas Indonesia. Menurutnya, banyak atlet hebat di Indonesia sehingga tidak perlu melakukan naturalisasi pemain dari luar.

“Bagi Kemenpora dan PSSI, kami sebagai wakil seluruh masyarakat Indonesia berharap ini (naturalisasi Kevin Diks) menjadi yang terakhir,” kata Anita.

– Kami bukan atlet miskin yang bilang kami miskin, kami punya banyak atlet. Kenapa harus ambil dari luar?” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *