Jakarta, Titik Kumpul – Sebanyak 65 mahasiswa Orkestra Simfoni Universitas Mahawaditra Indonesia (OSUI) dan Orkestra Mahasiswa Universitas Kepresidenan (PUSO) akan menyuguhkan penampilan orkestra khusus.
Dalam konser ini, mereka akan membawakan beberapa lagu nasional, serta karya musik klasik Eropa yang indah dan megah.
Kerja sama kedua orkes mahasiswa ini merupakan rangkaian acara Join Force. Acara ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan bermusik, namun juga mempererat silaturahmi kedua universitas dalam semangat persatuan dan kecintaan terhadap seni musik.
Konser tersebut bertajuk “Pertunjukan Orkestra Musik Nasional untuk Indonesia Emas” yang akan digelar pada 23 November 2024 di Kertanegar Concert Hall, Jakarta Selatan.
“Kerja sama ini dalam rangka menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045. Sekaligus menjadikan orkestra mahasiswa sebagai sarana mempererat kerjasama antar kampus di Indonesia,” ujar Prof. Budi Susilo Soepanji yang juga Ketua Dewan Pembina Organisasi Mahasiswa President University (PUSO) di Jakarta, Rabu (28/08/2024).
Kerja sama ini diresmikan dengan penandatanganan nota kesepahaman pada Jumat, 30 Agustus 2024, di kantor YPUP, Batavia Tower, Jakarta. MoU tersebut ditandatangani oleh Dinda Rafaisya Pahrizal dari Presidency University, Alphonsa Maria Teoloka Feka, Puteri Pariwisata Indonesia (NTT), dan Marvella Arisgraha dari Universitas Indonesia.
Penandatanganan ini disaksikan oleh Matta F. Ariono, Direktur Artistik OSUI, dan Gary Visnu Uniarta selaku Pelatih PUSO.
OSUI dan President University berharap dapat memiliki orkestra mahasiswa di lebih banyak kampus, meski tidak memiliki jurusan musik seperti UI dan President University.
Mereka berpendapat bahwa keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti band memberikan banyak manfaat dan dampak positif bagi siswa, meskipun kegiatan tersebut tidak termasuk dalam kurikulum formal.
“Melalui musik kita bisa menyeimbangkan sains dan seni, bendera sains dan seni bisa berkibar di kampus. Lalu dengan orkestra pelajar kita belajar bekerja sama, kita tahu apa itu toleransi dan patuh pada aturan, karena tidak semua musisi bisa bermain musik. “Saya egois dan menunggu giliran bermain. Dan yang tak kalah penting, musik menggunakan indra agar kita bisa lebih peka,” jelas Marvella.