7 Alasan Esports Tidak Masuk dalam Olimpiade Paris 2024, Hanya Sebatas Game dan Bukan Olahraga?

Jakarta, Titik Kumpul – Jumlah cabang olahraga peserta Olimpiade selalu mengalami perubahan nomor dari satu edisi ke edisi lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ini, seperti keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang memasukkan dan mengecualikan olahraga tertentu atau keinginan tuan rumah untuk mempromosikan olahraga lokal.

Sejauh ini, IOC masih enggan memasukkan esports sebagai olahraga resmi di ajang utama Olimpiade, seperti yang terlihat pada Olimpiade Paris 2024 yang sedang berlangsung.

Meskipun minat masyarakat terhadap eSports semakin meningkat dan banyak negara telah mengakui eSports sebagai olahraga profesional, namun IOC mempunyai pendapat tersendiri. Berikut beberapa alasan mengapa esports tidak diikutsertakan dalam Olimpiade Paris 2024. Sama dan sulit untuk dinilai

Kurangnya keseragaman aturan dan penilaian esports menjadi salah satu kendala utama dalam upaya memasukkan esports ke dalam Olimpiade Paris 2024, dimana setiap pertandingan esports memiliki aturan main dan sistem penilaian yang berbeda, bahkan dalam satu turnamen yang sama. Hal ini menyulitkan Komite Olimpiade untuk menetapkan standar universal dan obyektif untuk semua cabang olahraga.

Selain itu, sifat kompetitif esports juga membuat sulit untuk menentukan kriteria yang tepat dalam mengukur prestasi seorang atlet esports, berbeda dengan olahraga tradisional yang memiliki indikator jelas dan terukur.2. Kekhawatiran mengenai dampak esports terhadap tradisi dan nilai-nilai Olimpiade

IOC khawatir masuknya eSports sebagai olahraga dapat merusak tradisi dan nilai-nilai luhur yang menjadi landasan Olimpiade selama berabad-abad.

Pertandingan Olimpiade adalah perayaan pencapaian fisik dan mental tertinggi para atlet yang diuji dalam kompetisi yang adil dan atletik. Sementara itu, esports menawarkan bentuk kompetisi yang sangat digital dan virtual yang tidak sesuai dengan gambaran tradisional Olimpiade. Standar IOC yang tinggi dan prosedur yang panjang

IOC memiliki standar yang sangat ketat dan proses yang panjang dalam mengakui olahraga baru, termasuk esports. Persyaratan tersebut mencakup aspek seperti popularitas global, nilai-nilai olahraga yang mendukung sportivitas dan fair play, serta struktur organisasi yang kuat.

Esports dengan sifatnya yang dinamis dan terus berkembang seringkali melibatkan unsur kompetitif dalam jangka waktu yang singkat. 4. Terlalu banyak jenis esports

Berbeda dengan olahraga tradisional yang memiliki klasifikasi lebih jelas dan terstandar, esports memiliki ratusan, bahkan ribuan, permainan berbeda dengan aturan dan mekanisme yang sangat berbeda. Hal ini menyulitkan IOC untuk menentukan kategori mana yang memenuhi syarat untuk berkompetisi di tingkat Olimpiade, serta bagaimana menyusun format kompetisi yang adil dan inklusif untuk semua cabang olahraga. 5. Belum dianggap sebagai olahraga

Apakah esports bisa digolongkan hanya sekedar permainan atau bisa dianggap sebagai olahraga, merupakan perdebatan yang sudah berlangsung lama. Hal ini juga merupakan salah satu hambatan utama terhadap pengakuan resmi oleh IOC.

Beberapa orang berpendapat bahwa esports lebih tepat disebut sebagai olahraga karena melibatkan keterampilan, latihan yang intens, dan kompetisi yang serius. Namun ada pula yang berpendapat bahwa esports masih merupakan permainan berbasis teknologi dan tidak melibatkan aktivitas fisik secara langsung. 6. Berisi konten kekerasan

Pandangan tradisional terhadap olahraga yang menjunjung tinggi nilai sportivitas dan kompetisi yang sehat seringkali bertentangan dengan citra eSports yang identik dengan permainan yang mengandung adegan kekerasan. Hal ini membuat IOC kesulitan memasukkan ksport sebagai cabang olahraga resmi di Olimpiade Paris 2024. Ia masih belum memiliki organisasi internasional

Belum adanya badan internasional yang diakui untuk mengatur dan mengatur olahraga tersebut menjadi salah satu kendala dalam upaya memasukkan olahraga tersebut ke dalam Olimpiade Paris 2024.

Berbeda dengan olahraga tradisional yang memiliki federasi internasional yang kuat, ekosistem esports masih terfragmentasi dari berbagai organisasi kompetisi dan liga yang beroperasi secara independen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *