JAKARTA – Rencana pernikahan perlu dibicarakan untuk memastikan kedua belah pihak memiliki pemahaman dan harapan yang sama dalam tingkat yang lebih serius. Pembahasan ini mencakup aspek keuangan, peran dalam rumah tangga, rencana masa depan dan nilai-nilai inti keluarga.
Membahas rencana pernikahan, apalagi jika hubungan sudah terjalin lama. Namun banyak pasangan yang mengalihkan pembicaraan atau menghindari pembahasan rencana pernikahannya.
Setiap pasangan memiliki dinamika dan alasan yang berbeda dalam hubungan mereka. Faktor-faktor seperti budaya, nilai-nilai pribadi, dan hubungan dapat memengaruhi cara pasangan mendiskusikan rencana pernikahan mereka. Berikut beberapa alasan mengapa pasangan Anda mungkin enggan membicarakan rencana pernikahan. Terus bergulir! 1. Belum siap secara finansial
Persiapan keuangan seringkali menjadi alasan utama pasangan menunda atau menolak membicarakan rencana pernikahan. Pernikahan memerlukan persiapan finansial yang serius baik untuk biaya pernikahan, biaya hidup setelah menikah, hingga membeli atau menyewa tempat tinggal.
Pendapatan pasangan Anda mungkin tidak stabil atau tidak cukup untuk menutupi biaya pernikahan. Mungkin dia memiliki hutang, utang atau kewajiban keuangan lainnya yang membuatnya sulit untuk membicarakan rencana pernikahan. 2. Anda belum memiliki jalur karir yang jelas
Kejelasan karier mungkin juga menjadi alasan pasangan Anda enggan membicarakan rencana pernikahan. Pasangan Anda mungkin saat ini lebih fokus mengembangkan atau memajukan kariernya. Hal ini dapat menunda pembicaraan tentang pernikahan 3. Merasa hobinya terancam
Setelah menikah, intensitas aktivitas rekreasi bisa berubah. Sebab, pasangan mempunyai tanggung jawab tambahan seperti mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Secara umum, waktu luang berkurang setelah menikah. Jika pasangan Anda akan segera menikah, ia mungkin merasa hobinya terancam sehingga enggan membicarakan rencana pernikahan. Saya belum siap menjadi orang tua
Pasangan Anda mungkin enggan membicarakan rencana pernikahan karena belum siap menjadi orang tua. Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar yang melibatkan banyak perubahan gaya hidup, waktu dan keuangan.
Menjadi orang tua menuntut seseorang untuk siap secara emosional dalam memimpin dan membesarkan anak. Tidak semua orang siap secara emosional untuk mengambil langkah ini 5. Anda memiliki impian yang ingin Anda kejar
Setiap orang mempunyai mimpi, tujuan, dan ambisi yang berbeda-beda dalam hidupnya. Pasangan Anda mungkin ingin mendapatkan pendidikan atau gelar sebelum mempertimbangkan untuk menikah. Pasangan Anda mungkin ingin mencapai tujuan tertentu dalam karier atau bisnisnya sebelum mempertimbangkan untuk menikah.
Mimpi pranikah mungkin menjadi salah satu alasan pasangan menolak membicarakan rencana pernikahan. Trauma sebelumnya
Jika pasangan Anda pernah mengalami pengalaman buruk dengan pernikahan orang tuanya, seperti perceraian atau pertengkaran yang berkepanjangan, dia mungkin takut atau ragu untuk membicarakan rencana pernikahan.
Pengalaman pribadi yang buruk dalam hubungan masa lalu bisa menjadi alasan hancurnya rencana pernikahan. Pasangan Anda mungkin pernah mengalami pengkhianatan atau kekerasan dalam hubungannya. Pengalaman tersebut meninggalkan bekas luka yang dalam dan menyulitkan mempertimbangkan pernikahan.
Jika pasangan Anda mengalami hal ini, Anda memerlukan waktu untuk menyembuhkan luka masa lalu dan membangun kembali kepercayaan sebelum Anda siap mendiskusikan rencana pernikahan7. Anda belum memiliki informasi spesifik tentang diri Anda
Pasangan Anda mungkin ragu membicarakan rencana pernikahan karena belum mempercayai Anda. Alasan ini tentu saja sulit diterima karena merupakan alasan yang menyakitkan. Namun, hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya rasa percaya terhadap hubungan atau perasaan tidak yakin akan masa depan bersama.
Jika hubungan Anda tidak stabil atau ada masalah yang belum terselesaikan, mungkin perlu waktu lebih lama untuk mengenal satu sama lain sebelum Anda merasa cukup percaya diri untuk membicarakan pernikahan.
Dalam situasi ini, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan. Pilih waktu yang tepat dan tenangkan emosi Anda. Ekspresikan perasaan dan keinginan Anda dan dengarkan baik-baik apa yang dikatakan pasangan Anda.
Saling mendukung dalam perjalanan pernikahan Anda dan berikan waktu dan ruang kepada pasangan Anda untuk berpikir sebelum Anda siap mendiskusikan masalah tersebut lebih jauh.