Jakarta – Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mempercepat kendaraan listrik, salah satunya melalui program konversi sepeda motor listrik yang digencarkan sejak tahun lalu. Namun sayangnya cara ini kurang populer.
Bahkan, untuk menarik minat masyarakat beralih dari sepeda motor bertenaga bahan bakar ke baterai listrik, pemerintah meningkatkan besaran subsidi dari 7 juta euro pada tahun lalu menjadi 10 juta euro pada tahun ini.
Tak hanya itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga ikut berpartisipasi dengan menawarkan konversi sepeda motor listrik gratis, program ini dicanangkan pada pertengahan April 2024.
Terdapat 14 bengkel yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan konversi sepeda motor listrik, baik bersubsidi maupun gratis. Workshop ini tersebar di Jakarta, Baksi, Bogor, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali.
Sebelumnya tidak ada penjelasan mengenai syarat memanfaatkan konversi sepeda listrik gratis, meski tidak semua orang bisa mengikuti skema tersebut.
Persyaratan tersebut diketahui oleh salah satu pengguna Yamaha Mio bernama Andrey Hriadi yang sempat menyatakan motornya mengikuti program tersebut, namun akhirnya disuruh membayar karena tidak memenuhi kriteria.
Selamat pagi, kami dari bengkel konversi BRT Electric di Sentul Bogor, Jawa Barat, menyetujui permohonan subsidi sepeda motor konversi Anda di website ESDM, demikian bunyi pesan WhatsApp bengkel yang diterima Andri.
Dalam pesan tersebut juga dijelaskan apakah permintaan konversi sepeda motor listrik gratis ada kaitannya dengan SMK, dan ternyata itu salah satu syaratnya.
“Syarat konversi gratis tersebut dikoordinasikan dengan SMK (Orang Tua, Siswa, Guru) dan STNK KTP atas nama berkas dan pajak hidup,” demikian keterangan dalam pengumuman singkat tersebut.
Artinya, tidak semua masyarakat bisa mengikuti program konversi sepeda motor listrik gratis, kata Bambang Istianto, salah satu pejabat EBTKE (Energi Terbarukan dan Konversi Energi Baru), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Iya pak, konversi gratis tahap pertama menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan, dimana ada kriteria penerima dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang ditetapkan perusahaan dan kuotanya masih dalam pembahasan,” kata Bambang kepada Titik Kumpul Otomotif. .
Padahal, Direktur Utama EBTKE Kementerian ESDM Anya Listiani Devi sebelumnya tidak menjelaskan adanya persyaratan khusus tersebut, hanya mengajak seluruh pemilik sepeda motor untuk mengikuti program konversi gratis tersebut.
“Kami juga menggunakan program CSR sehingga bisa gratis,” ujarnya.
Agar program konversi sepeda motor listrik gratis bisa bertahan lebih lama, pihaknya meminta beberapa perusahaan menyisihkan dana tanggung jawab sosial atau CSR untuk membantu program tersebut.
“Kalau ada perusahaan yang juga bisa mendukung kami, silakan menghubungi ESDM tempat saya,” lanjutnya.