Titik Kumpul – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) untuk pertama kalinya mengungkap informasi terbaru mengenai fasilitas senjata nuklir China yang terletak di bawah tanah. Laporan ini semakin menegaskan rezim Xi Jinping sebagai salah satu poros kekuatan dunia.
Berdasarkan laporan yang dikutip Titik Kumpul Military dari The Washington Times, Pentagon membeberkan informasi tersebut pada pekan lalu. Seluruh laporan tahunan mencakup fasilitas nuklir bawah tanah yang sengaja disembunyikan oleh Tiongkok.
Pentagon percaya bahwa Tiongkok saat ini memiliki ribuan fasilitas nuklir bawah tanah, dan jumlahnya terus meningkat seiring dengan meningkatnya modernisasi militer.
Militer Tiongkok menggunakan fasilitas bawah tanah sebagai gudang besar tempat penyimpanan hulu ledak nuklir dan rudal. Tak hanya itu, fasilitas bawah tanah ini juga digunakan sebagai pusat komando dan kendali Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).
“Bunker dan terowongan digunakan untuk menyimpan senjata nuklir, rudal, fasilitas komando dan kendali Tentara Pembebasan Rakyat,” demikian laporan Departemen Pertahanan AS.
“(Fasilitas bawah tanah juga digunakan) untuk membangun kekuatan rudal darat, udara dan laut yang modern,” lanjut laporan itu.
Keberadaan ribuan fasilitas tenaga nuklir bawah tanah yang dikenal sebagai Pentagon merupakan bagian penting dari strategi anti-intervensi dan proyeksi kekuatan Tiongkok. Oleh karena itu, Tiongkok dapat merencanakan operasi strategis secara rahasia.
Selain itu, fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir bawah tanah juga dibangun untuk melindungi sejumlah aset berharga pemerintah dari kemungkinan dan dampak serangan rudal asing.
China sendiri sudah mulai membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir bawah tanah sejak satu dekade lalu. Hal tersebut pernah diungkapkan oleh pakar militer asal Amerika Serikat (AS), Dr. Phil Karber.
Karber, yang merupakan bagian dari Proyek Intelijen Sumber Terbuka, mengatakan jumlah fasilitas nuklir bawah tanah Tiongkok akan terus meningkat secara signifikan. Dia mengatakan Tiongkok sengaja menyembunyikannya dari program di Google Maps dan sumber pemetaan lainnya.
“Pihak Tiongkok telah meliput pusat-pusat sensitif di Google Maps dan program pemetaan sumber terbuka lainnya. Mereka sangat berhati-hati dan mencoba mengganggu satelit, sehingga semakin sulit untuk melacak fasilitas bawah tanah mereka,” kata Karber.
Pentagon berani menegaskan bahwa peningkatan jumlah fasilitas nuklir bawah tanah merupakan penerapan reformasi militer China yang diterapkan sejak tahun 2015.
“Tujuan dari jaringan ini adalah untuk memungkinkan komunikasi berkelanjutan dan serangan balik (komando dan kontrol) di seluruh layanan dan domain PLA, serta pasukan gabungannya,” kata laporan Pentagon.
“PLA terus mengembangkan dan memperluas program UGF (Fasilitas Bawah Tanah) untuk mendukung perluasan kekuatan dan modernisasi militer,” lanjut laporan itu.
Fasilitas penyimpanan nuklir bawah tanah terbesar disebut Pangkalan 22 di Gunung Qinling, sekitar 136 mil sebelah timur kota Xian di Tiongkok tengah.
Selain itu, China juga sedang membangun gua buatan di dekat pusat kota Chongqing yang disebut Project 816. Fasilitas ini merupakan kompleks produksi senjata cadangan yang memiliki reaktor nuklir bawah tanah untuk menghasilkan bahan bakar hulu ledak.