Titik Kumpul – Kebenaran akhirnya terungkap tentang seseorang yang diam-diam terlibat dalam konflik bersenjata antara Arab Saudi dan milisi Houthi di Yaman. Jenderal tertinggi Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) telah memainkan peran penting dalam perang selama hampir 10 tahun.
Sosok itu tak lain adalah Jenderal James Mattis, Menteri Pertahanan ke-26 di bawah Presiden AS Donald Trump.
Menurut laporan yang dikutip Titik Kumpul Military Today Rusia, Mattis bergabung pada tahun 2015. Uni Emirat Arab (UEA) kemudian meminta seorang jenderal Amerika yang dikenal dengan sebutan Mad Dog untuk mengisi jabatan penasihat militer.
Laporan lain dari publikasi militer Titik Kumpul Washington Post menyebutkan Mattis dekat dengan Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi yang kini menjadi presiden UEA.
Mattis dekat dengan Mohammed bin Zayed (MBZ) saat menjabat sebagai komandan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM). Mattis dihubungi oleh Mohammed bin Zayed ketika Arab Saudi memulai kampanye militer untuk menghadapi milisi Houthi di Yaman.
Pada bulan Juni 2015, Operasi militer Mattis dalam perang melawan milisi pimpinan Abdul Malik al-Houthi di Yaman. Disampaikan kepada Departemen Luar Negeri dan Korps Marinir untuk menerima proposal dari UEA sebagai penasihat militer bidang strategis dan informasi. .
“Pensiunan Jenderal Marinir AS James Mattis dipekerjakan pada tahun 2015 untuk memberi nasihat kepada UEA mengenai operasi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman,” lapor Washington Post.
Dua tahun kemudian, Mattis menarik perhatian Donald Trump, yang terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-45.
Mantan komandan Komando Pasukan Gabungan Amerika Serikat (USJFCOM) ditunjuk oleh Trump untuk memimpin Pentagon dan akhirnya menjadi Menteri Pertahanan AS pada 20 Januari. Dia resmi mengambil alih pada tahun 2017.
Namun selama dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Departemen Pertahanan AS (DoD); Mattis tidak pernah mengungkapkan perannya dalam memerangi pemberontak Houthi di Arab Saudi.
Saat Mattis hendak dilantik menjadi Menteri Pertahanan AS, ia menyembunyikan kekayaan dan riwayat pekerjaannya, bahkan pekerjaannya di Uni Emirat Arab. Hal itu pun ia lakukan saat berbicara tentang memoarnya pada tahun 2019.
Kehadiran Mattis secara luas dipandang oleh kelompok Houthi sebagai dukungan AS terhadap Arab Saudi. Akibatnya, milisi yang bermarkas di Yaman seringkali menunjukkan perlawanan terhadap Amerika Serikat. Selain itu, ada hubungan antara Houthi dan Iran.
Saat ini, pemberontak Houthi adalah Israel, Kapal-kapal komersial yang terhubung dengan Amerika dan Barat masih diblokir di dalam dan sekitar Laut Merah.
Kelompok Houthi kerap menyerang kapal komersial dan kapal perang yang transit di perairan internasional untuk menghentikan agresi Israel di wilayah Palestina di Gaza. Selain itu, tindakan pemberontak Houthi bertujuan untuk menekan Amerika Serikat agar berhenti mendukung negara Zionis.