Jakarta, 7 Mei 2024 – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengingatkan penggunaan mobil atau mobil di toko-toko kecil tidak dipungut biaya. Jika dihitung-hitung, pendapatan pengemudi minimarket bisa mencapai puluhan juta.
Manajer Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengaku pihaknya telah bekerja sama dengan Satuan Kepegawaian Daerah (Satpol PP) DKI Jakarta untuk mengatasi banyaknya pengemudi yang tidak menggunakan taksi di minimarket Jakarta.
Kami bekerja sama dengan Satpol PP DKI untuk melindungi nyawa masyarakat yang menggunakan permukaan di minimarket dengan memaksa mereka memungut sejumlah uang, kata Syafrin Liputo, kata Antara.
“Jadi masyarakat yang mengunjungi toko-toko kecil tidak perlu mengeluarkan biaya parkir, kecuali mereka mau menyumbang untuk dana parkir,” lanjutnya.
Dia memiliki penghasilan dua digit
Oscar Darmawan melakukan penelitian terhadap profitabilitas operator taksi minimarket di Jakarta. Melalui video Instagramnya, Oscar menyebut penghasilan seorang penjaga mobil bisa melampaui gaji UMP pekerja kantoran di Jakarta.
Saya mencoba mendata mobil yang dipesan dalam satu hari di tiga bengkel kecil di Jakarta, kata Oscar dalam video, dilansir Titik Kumpul Otomotif, Selasa, 7 Mei 2024.
Di toko kecil pertama, dia menghitung ada 150 mobil dan 30 mobil yang diparkir. Lalu, minimarket kedua sebanyak 200 mobil dan 45 mobil.
Sekarang ada 100 mobil dan 60 mobil di minimarket ketiga. Untuk mobil, bus Rp2 ribu dan mobil Rp5 ribu.
Nominalnya bertambah seiring dengan jumlah mobil yang berhenti setiap harinya. Kemudian jumlah keseluruhan sepeda dan mobil dijumlahkan dan ditambah menjadi 30 hari atau sebulan.
Oscar juga mencatat, ketiga warung kecil itu bersama-sama mendapat penghasilan Rp 10 juta sebulan dari mobil yang diparkir. Anggap saja angka ini adalah bulan purnama.
Jadi dalam satu bulan, di setiap lokasi minimarket, pegawai mobil mendapat penghasilan masing-masing Rp13,5 juta, Rp18,7 juta, dan Rp15 juta. Saya hitung dalam 30 hari karena mereka jarang libur, jelas Oscar.
Besarnya pendapatan tersebut tidak lepas dari fakta bahwa Jakarta memiliki jumlah penduduk yang besar. Oleh karena itu, ia tidak heran dengan bagusnya bisnis minimarket tersebut dan memperkirakan pengunjung akan semakin lelah saat minimarket tersebut diiklankan.
“Meski sering kita anggap Rp 2 ribu itu kecil, tapi kalau dipungut sebagai pramugari bisa dihitung dua kali lipat,” ujarnya.