JAKARTA – Mohamed Salah, yang Januari lalu berusia 23 tahun, memeluk atau masuk Islam. Pengalaman pertamanya berpuasa ternyata “mudah”.
Seperti dilansir KhaleejTimes pada Selasa 2 April 2024, Mohamed Salah memiliki latar belakang keluarga campuran, ayahnya Yahudi dan ibunya Kristen.
Latar belakang ini, katanya, memberinya “perspektif unik tentang hidup berdampingan antaragama.”
Salah menggambarkan pengalaman tersebut dengan tingkat kekuatan yang dirasakannya saat salat subuh.
“Salat Subuh adalah sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya. Sepanjang hari saya berpikir untuk tidak minum air sedikit pun,” kata Salah.
“Sebelum masuk Islam, saya dulu bertanya-tanya bagaimana umat Islam berpuasa sebulan penuh. Inilah ketakutan saya ketika saya menerima Islam. Akhirnya saya berhasil dan alhamdulillah semuanya berjalan baik. Persiapan mental adalah kuncinya,” imbuhnya.
Masuknya Salah ke Islam dipicu oleh serangan masjid tragis di Selandia Baru pada tahun 2019.
Sejak saat itu, ia berusaha memahami ajaran Islam yang menyerukan perdamaian dan persatuan.
Dipandu oleh belas kasih, Salah menemukan hiburan dalam ajaran yang telah dia pelajari selama penelitiannya.
“Saya lahir dari ayah Yahudi dan ibu Kristen. Keberagaman keluarga memberi saya perspektif unik tentang hidup berdampingan secara beragama. “Saya membaca Alkitab dan Taurat, yang membantu saya memahami Al-Quran lebih awal dan lebih baik,” kata Salah.
Setelah tiba di UEA pada tahun 2023, Salah menemukan komunitas suportif yang semakin mendorong perjalanan spiritualnya.
Perpaduan budaya dan agama di Dubai memberikan lingkungan di mana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat hidup harmonis.
Mohamed Salah memilih namanya dengan menggabungkan unsur-unsur yang memiliki makna mendalam dan resonansi spiritual yang mendalam.
Nama Muhammad dihormati karena kesucian dan keterhubungannya dengan Nabi Muhammad. Itu menunjukkan kesalehan dan dedikasi terhadap kehidupan yang baik. Pilihan doa sebagai nama tengah saya mencerminkan pentingnya doa dalam keyakinan baru saya, kata Salah. .
Setiap kali saya mendengar namanya untuk didoakan, saya teringat akan kesucian doa tersebut.
“Nama yang disengaja ini mencerminkan perjalanan pribadi yang menghubungkan kepribadian dan spiritualitas, menciptakan hubungan harmonis antara nama pilihan saya dan pengalaman spiritual yang telah menjadi bagian integral dalam hidup saya,” ujarnya.