Bangalore, 27 Maret 2024 – Dalam upaya melindungi sumber daya air yang saat ini sangat terbatas, Dewan Air dan Saluran Pembuangan Limbah Bangalore di India telah mengambil tindakan tegas terhadap penyalahgunaan air bersih untuk mencuci mobil.
Hanya dalam waktu tiga hari, mereka mendenda 22 pelanggar dengan total Rp 110 ribu atau sekitar Rp 20 juta.
Aksinya bermula ketika BWSSB mengeluarkan surat pemberitahuan pada 10 Maret yang mengenakan denda sebesar Rs 5.000 (Rp 950 ribu) untuk setiap pelanggaran penggunaan air bersih untuk aktivitas non-esensial seperti cuci mobil, berkebun, dan proyek konstruksi besar.
Ketua BWSSB, V Ram Prasad Manohar menekankan betapa seriusnya krisis air yang dihadapi kota ini dan menyoroti pentingnya melestarikan sumber daya air.
“Kota ini menghadapi masalah air, dan undang-undang kami sejalan dengan hal tersebut. Kami telah mulai menerapkan undang-undang yang membatasi sejak hari Jumat setelah melakukan operasi pertama. Kami telah mengambil tindakan terhadap kasus-kasus tersebut 22 dan uang segera dibayarkan, seperti tilang polisi,” ujarnya seperti dikutip Titik Kumpul Otomotif dari laman Cartoq.
Penegakan undang-undang ini mencakup denda langsung, serupa dengan tilang yang dikeluarkan oleh polisi, yang dipungut langsung dari pelanggar. Meskipun ada enam kegiatan utama yang dipantau, pelaksanaan tahap pertama ini terutama difokuskan pada pencucian mobil.
“Masyarakat menggunakan semprotan dan selang yang dipasang langsung ke keran dan banyak air yang terbuang,” ujarnya.
Upaya penegakan hukum ini didasarkan pada tinjauan mendadak dan keluhan dari penduduk setempat. Tingkat kejahatan tertinggi terkonsentrasi di Tenggara, di mana terdapat 13 kasus dari 22 kasus dan denda sebesar Rs 65.000 (Rs 12 juta). Kasus lainnya tersebar di wilayah lain kota.
Bengaluru memiliki 14.000 sumur bor, 6.900 di antaranya kering. Air telah disadap atau diblokir. Bengaluru membutuhkan 2.600 juta liter air per hari. Dari jumlah tersebut, 1.470 juta liter berasal dari sungai Kaveri dan 650 juta liter air keluar. . sumur bor. Kita defisit sekitar 500 juta liter,” ujarnya.