India – Fernanda, seorang turis asal Spanyol yang sedang berlibur di India bersama suaminya Vincent, mengalami nasib tragis.
Dia diperkosa oleh tujuh pria di dekat Hanseed Bazaar pada Jumat, 1 Maret 2024. Saat itu mereka sedang bermalam di tenda di pasar, namun tiba-tiba sekelompok pemuda menyerang mereka.
Penjahat yang mengincar Fernanda langsung memutar badannya hingga terjatuh tak berdaya di hadapan suaminya.
Kasus pemerkosaan biadab ini rupanya menjadi sinyal bahaya bagi traveler yang hendak berkunjung ke negeri Bollywood.
Betapa tidak, negara ini sangat sensitif terhadap tindakan pelecehan dan kekerasan seksual, terutama terhadap wisatawan asing. Predator seksual di India telah menjadi ancaman yang mengerikan bahkan bagi penduduk setempat.
Meski terlihat jelas dan seksi, hewan seperti kadal sendiri membangkitkan hasrat seksual dan mengarahkan mereka ke arah penyimpangan seksual.
Kasus pemerkosaan beramai-ramai terhadap biawak ini memang nyata adanya. Tercatat pada tahun 2022, empat orang ditangkap petugas kehutanan Maharashtra.
Dia tidak hanya bergantian berhubungan seks dengan biawak tersebut, namun pelaku juga membunuhnya, memasaknya, dan memakan dagingnya di salah satu hutan lindung paling dilindungi di India.
Sebuah kejadian mengejutkan terjadi pada 29 Maret 2022 di Suaka Harimau Sahyadri yang terletak di negara bagian Maharashtra, India barat.
Petugas kehutanan menangkap para pelaku antara tanggal 1 dan 5 April dan menemukan foto dan video di ponsel mereka, yang menunjukkan mereka memperkosa biawak dan kemudian membunuh mereka dan memakan dagingnya.
Petugas kehutanan Vishal Mali mengatakan kepada VICE World News, “Saya belum pernah melihat kejahatan seperti ini sebelumnya.”
“Para pria tersebut berusia antara 20 dan 30 tahun dan sepertinya mereka melakukannya untuk bersenang-senang. “Tidak ada agama atau ilmu hitam,” katanya.
Keempat penjahat Sandeep Pawar, Mangesh Kamtekar, Akshay Kamtekar dan Ramesh Ghag merupakan warga desa setempat. Mereka didakwa berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar India tahun 1972, yang terancam hukuman tujuh tahun penjara.