JAKARTA – PT Pertamina berencana menghentikan penggunaan Pertalite pada tahun ini. Namun, sebelum resmi dirilis, Menteri Koordinator Perikanan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan bahan bakar penukaran tersebut. Menteri Kelautan dan Perikanan Luhut mengungkapkan, ambisi pemerintah untuk mencampurkan bahan bakar minyak atau bahan bakar fosil dengan konsentrat tumbuhan atau bioetanol bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku minyak fosil.
Saat ditanya kemungkinan penggantian Pertalite dengan bahan bakar bioetanol, Luhut tak menutup kemungkinan. Sebab tujuannya bukan sekadar mengurangi bahan bakar fosil, tapi juga meningkatkan angka oktan agar lebih ramah lingkungan. “Harus ke sana,” kata Luhut seperti dikutip Internews di Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth, Sabtu, 4 Mei 2024. Lebih lanjut ia menjelaskan, masih banyak tanaman lain di Indonesia yang bisa dijadikan contoh. etanol. Meski campuran jagung, tebu, atau bahkan rumput laut nantinya akan digantikan oleh bioetanol beroktan tinggi, pemerintah masih berupaya mensubsidi dan mereformasi sistem pendapatan bahan bakar. “Iya masih ada subsidinya. Kita hitung ulang, jadi kita berikan subsidi kepada masyarakat yang berhak mendapat subsidi,” ujarnya seraya menambahkan Pertalite RON 90 yang sudah masuk dalam kategori BBM bersubsidi, Pertamax Green 92 itu Peralihan Pertalite pertama kali diungkapkan Direktur Eksekutif Nicke Widyawati saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, sesuai aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jadi BBM bersubsidi kita naikkan dari RON 90 menjadi RON 92 Karena angka oktan minimal yang boleh dijual di Indonesia adalah 91 sesuai aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” kata Nick.