Infrastruktur Data Center Perlu Didesain agar Semakin Efisien

VIVA Tekno – Dampak kecerdasan buatan (AI) pada pusat data menimbulkan permasalahan baru bagi pusat data dan pusat data.

Mulai dari lonjakan listrik yang lebih tinggi dari sebelumnya, perlunya fleksibilitas dan skalabilitas dalam penyediaan layanan informasi, peningkatan keberlanjutan pekerjaan yang kompleks, hingga dampak terhadap lingkungan.

Sekadar informasi, colocation adalah layanan server yang dihosting di penyedia layanan data.

“Infrastruktur pusat data perlu dibangun agar efisien, tangguh, dan berkelanjutan dengan membiayai manajemen daya, pendinginan, penyimpanan, perangkat lunak, dan kemampuan pencadangan,” kata Roberto Rossi, presiden klaster Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste. Di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.

Dalam white paper bertajuk “The AI ​​Impact: Challenges and Directions for Data Center Design,” Schneider Electric memperkirakan kontribusi beban kerja AI pada seluruh aplikasi pusat data akan mencapai 15 hingga 20 persen pada tahun 2028.

Selain itu, operasi AI harus terus beroperasi dengan kecepatan tinggi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam merancang manajemen daya, pendinginan, limbah, perangkat lunak, dan kapasitas energi cadangan di pusat data.

Menurut Rossi, meningkatnya penggunaan AI di pusat data dan sektor bisnis akan meningkatkan konsumsi energi, jika tidak manajemen cerdas, efisiensi dan integrasi akan meningkatkan emisi karbon dan biaya energi.

Otomatisasi yang didukung AI dalam manajemen pusat data memungkinkan pusat data dan penyedia layanan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, mengurangi pekerjaan manual, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Misalnya, AI menangani manajemen server, analisis kinerja, dan pemeliharaan fisik. Sementara itu, barang-barang seperti AC, cadangan daya, dan trafo juga penting untuk memastikan keamanan, keandalan, dan efisiensi pusat data.

Ia mengatakan sistem pendingin harus dipersiapkan untuk menghindari risiko server terlalu panas akibat beban kerja yang meningkat. Pendinginan cair adalah solusi untuk mendinginkan klaster AI yang memerlukan daya lebih dari 20 kW per rak, di mana AC tidak cukup baik.

“Switchgear dan back-up power juga harus memiliki kecepatan, kapasitas daya dan prediktabilitas untuk memenuhi kebutuhan data di masa depan,” jelasnya.

Untuk itu Schneider Electric menghadirkan solusi untuk mendukung infrastruktur pusat data yang meliputi pendingin cair, SM Airset, dan UPS Galaxy VL serta EcoStruxure untuk pusat data. “Kami ingin mengajak pelanggan di data center untuk menjadi ‘Impact Makers’ bagi kelestarian bisnis dan lingkungan,” kata Rossi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *