Titik Kumpul – Jordi Amat bercerita tentang momen haru yang ia alami bersama neneknya Isje Maas-Villanueva saat menyaksikan pertandingan timnas Indonesia melawan Vietnam di Stadion Gelora Bang Karno pada 21 Maret 2024.
Saat itu, Jordy sedang tinggal di sebuah peternakan bersama kakeknya. Jordy tidak bermain karena cedera. Pada laga tersebut, Indonesia menang 1-0 melalui gol Yoni Maulana.
Jordi bercerita, kakeknya menangis saat lagu kebangsaan Indonesia dikumandangkan di Stadion GBK. Pasalnya Momai sangat senang dengan keputusannya menjadi warga negara Indonesia (WNI) dan mendukung timnas Indonesia.
Meski saya tidak bermain karena cedera, kakek saya menangis,” kata Jordi Amat kepada SPORTbible.
“Dia menangis setiap pertandingan karena dia sangat bahagia. “Dia masih tidak percaya kita ada di sini, di Indonesia,” lanjut Jordi Amat.
Jordy juga bercerita tentang masalah kakeknya semasa kecil. Isje dibesarkan di kota pelabuhan Makassar, Sulawesi, namun terpaksa pindah ke Eropa pada usia delapan tahun untuk menghindari konflik.
Awalnya Isje kaget karena meninggalkan Indonesia dan pindah ke negara lain. Namun, ia akhirnya bertemu dengan pria bernama Will Maas di Universitas Tilburg di Belanda.
Sejak itu, Isje hamil di usia 18 tahun dan harus terus berkencan. Ini adalah masa-masa sulit bagi Isje muda. Ia juga terlibat dalam kasus perceraian, yang biasa terjadi pada saat itu.
Namun, takdir berkata lain. Hubungan Isje dengan suaminya bertahan hingga ia memiliki seorang cucu, Jordi Amat, yang lahir di Canet de Mar, wilayah pesisir di Spanyol utara.
“Itulah yang terjadi pada masa itu. Tradisi Katolik masih sangat kuat pada saat itu. Dia tidak percaya pernikahan akan terjadi. “Kami sudah lama tidak mengenal satu sama lain, dan kesenjangan budaya serta usia sangat jauh,” kenang Amat.
“Kami melihat banyak pembangunan berakhir karena pembangunan ekonomi dan ideologi Marxis. “Teman sekelas saya di bidang statistik mengatakan bahwa kami memiliki peluang 10% untuk menikah dalam setahun.”
“Saya tahu banyak gadis seperti saya yang terpaksa menyerahkan anak-anaknya saat itu,” lanjutnya. Saya menjadi emosional setiap kali saya membaca atau mendengarnya.”
Selain itu, Jordy juga mengaku tidak percaya dengan pernyataan kakeknya yang menyebut dirinya keturunan raja dan menyandang gelar anak raja.
“Saya baru berusia lima atau enam tahun saat itu dan menurut saya dia tidak mengatakan yang sebenarnya,” kata Jordy. Namun saya ingat dia berkata, “Kamu akan lihat nanti ketika kamu besar nanti.”
“Suatu hari kamu akan datang ke Indonesia bersamaku. “Saya akhirnya menyadari dia tidak akan bermain,” kata Jordy Amat.