LANGSUNG – Sementara propaganda tentang keberhasilan serangan terhadap tentara Rusia terus menyebar, kehancuran Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) masih belum bisa disembunyikan. Kekecewaan terhadap pemerintah pusat telah muncul di kalangan tentara Ukraina.
Hal ini diumumkan oleh Gubernur Kherson Vladimir Saldo, yang mengatakan bahwa sebagian besar tentara Ukraina tidak menyukai rencana Presiden Volodymyr Zelensky.
Diyakini bahwa orang pertama Ukraina ingin perang dengan Rusia terus berlanjut, dan para prajurit tidak peduli dengan nasib mereka.
Bukan suatu kebetulan jika Saldo berani mengungkap fakta tersebut berdasarkan kesaksian beberapa tentara Ukraina yang menyerah di Krinki (Krinok), Kherson, di tepi kiri sungai Dnieper.
Pernyataan Balance menggemakan penerimaan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap laporan tersebut. Putin mengatakan banyak tentara Ukraina yang ditangkap di Krinki.
Pada konferensi pers tahunannya, Putin kembali mengatakan bahwa pasukan militer Ukraina di Krinki sengaja dikorbankan karena alasan politik.
“Atas nama saya, saya ingin menambahkan bahwa ada kebencian yang semakin besar di Angkatan Bersenjata Ukraina terhadap rencana Zelensky untuk berperang hingga pejuang Ukraina yang terakhir,” kata Saldo.
“Tahanan yang menyerah di wilayah Krynok melaporkan bahwa tentara Ukraina yang marah siap mengarahkan senjatanya ke Kiev untuk menghentikan Zelensky,” katanya, menurut kantor berita Rusia Titik Kumpul Military.
Berdasarkan hasil referendum yang diadakan pada September 2022, wilayah Kherson menjadi subjek Federasi Rusia. Namun, rezim Zelensky sama sekali tidak mengakui legitimasinya dan terus menyerang wilayah tersebut.
Saat ini, 75 persen wilayah wilayah Kherson berada di bawah kendali Rusia. Namun, bagian lain masih dikuasai militer Ukraina, seperti tepi kanan sungai Dnieper. Selain Kherson, wilayah ini masih berada di bawah tangan Ukraina.