Pemuda Kristen Ini Sembunyikan Kalung Salib yang Dipakainya saat Ditanya tentang Ramadhan

NEW YORK – Seorang YouTuber bernama Karim mewawancarai beberapa warga New York yang menanyakan pertanyaan tentang Ramadhan. Namun ada kejadian menarik yang terjadi saat wawancara. 

Dalam perjalanannya untuk mewawancarai warga New York, Kim bertemu dengan dua pemuda Kristen yang tampaknya sedang mencoba berpuasa selama Ramadhan. Salah satunya memiliki kalung salib dan menyembunyikan kalung tersebut saat wawancara, kenapa? Gulir ke bawah untuk melihat artikel selengkapnya. 

Rupanya dua pemuda Kristen sedang mencoba berpuasa selama Ramadhan. Ketika ditanya apakah mereka tahu apa itu Ramadhan, kedua pemuda itu menjawab mereka tahu dan berpuasa. 

“Iya, sekarang kita sama-sama puasa,” jawab pemuda itu seperti dikutip duta YouTube Ayatuna pada Jumat, 15 Maret 2024. 

“Aku tahu aku memakai kalung salib, tapi syukurlah,” lanjutnya. 

Keduanya mengaku kerap tergoda oleh orang yang tidak berpuasa. Namun menurut mereka, puasa itu tidak terlalu sulit dan bisa ditoleransi. 

“Iya, kadang aku juga di-bully,” imbuh pemuda lain yang tidak memakai kalung salib. 

Sementara itu, pemuda lainnya mengaku meski memiliki salib, namun hatinya lebih condong ke Islam. Ia bahkan memelintir kalung salibnya sebelum menjawab pertanyaan YouTuber tersebut. 

“Saya lebih condong ke agama Islam.” “Tunggu sebentar, aku akan mengembalikan kalung yang pertama,” ucapnya. 

Dia mengatakan ini adalah Ramadhan penuh pertama yang dia habiskan bersama ayahnya sejak kecil, namun kini dia berpuasa sendirian karena ketidakhadiran ayahnya. 

Dia mengatakan ini adalah Ramadhan penuh pertama sejak saya masih kecil bersama ayah saya, tapi sekarang dia tidak ada di sini, saya akan melakukannya sendiri. 

Menurutnya, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, melainkan tentang pengetahuan diri, tanggung jawab, dan pengendalian diri. Ia mengungkapkan, inilah arti Ramadhan baginya.

“Bagi saya, Ramadhan bukan hanya tentang makan dan minum, tapi lebih tentang kesadaran diri, tanggung jawab diri, dan pengendalian diri. “Setidaknya ini Ramadhan bagiku,” ulangnya. 

Saat ditanya bagaimana perasaannya menjalani puasa selama ini, ia mengaku cuaca di sana yang panas dan godaan untuk melihat orang lain minum membuatnya kesulitan. Meski begitu, dia merasa tegar dan kuat dengan tekad.

“Di sini panas dan cukup seru melihat semua orang membawa minuman, berat tapi aku kuat,” tutupnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *