JAKARTA – Inovasi di bidang kesehatan terus berkembang bahkan mampu bersaing secara internasional. Di Indonesia sendiri, metode sel induk atau biasa disebut stem cell sudah ada sejak lama dan diyakini memberikan banyak manfaat dalam mengatasi permasalahan berbagai penyakit.
Sel induk ini dapat menjadi berbagai jenis sel di dalam tubuh. Fungsi utamanya memiliki banyak manfaat, antara lain untuk sistem perbaikan tubuh dengan mengganti sel-sel tubuh yang rusak agar kelangsungan hidup lebih baik. Scroll untuk informasi lengkapnya dan ayo!
Kecanggihan metode sel induk, selain digunakan sebagai tindakan preventif untuk pengobatan anti penuaan, diabetes, Alzheimer, dan osteoporosis, dapat mengarah pada terapi gen yang memiliki cakupan lebih luas.
Pakar sel induk Unair sekaligus penerima WIPO Award for Innovator dari Kementerian Hukum menjelaskan, “Sekarang kita menyasar terapi gen atau rekayasa gen atau gen. Kita berkolaborasi antara gene editing, protein, engineering dengan stem cell.” dan hak asasi manusia, Dr. Purvati, Dr., Sp.PD, KPTI, FINASIM, pada Rabu, 12 Juni 2024 saat melakukan pertemuan di Jakarta.
Perkembangan sel induk kini terbukti bermanfaat dalam pengobatan kanker, mulai dari diagnosis hingga pengobatan. Faktanya, teknik sel induk juga bisa digunakan untuk pengobatan presisi. Teknik sel induk juga digunakan dalam bidang ortopedi dan penyakit degeneratif lainnya.
“Selama ini banyak penelitian yang dilakukan tentang penyakit ortopedi, kemudian diabetes dan penyakit degeneratif lainnya. Ada juga sirosis hati, pembesaran jantung. Sejauh ini lebih ke arah pengobatan,” jelas Dr Purvathi.
Saat ini para peneliti di Indonesia dan luar negeri sedang menyelidiki penggunaan sel induk sebagai terapi otak. Dr Purvathi berharap Indonesia tidak ketinggalan dengan hasil penemuan terbaru ini di masa depan.
Katanya: Kita sedang mengembangkan terapi otak di luar negeri, penelitiannya masih dalam tahap klinis, uji coba tahap 1, jadi mudah-mudahan kita tidak mundur dari upaya ini.
Dr. Purvathi adalah seorang ahli penyakit dalam dan berspesialisasi dalam penelitian sel induk dan rekayasa genetika. Sejauh ini, Dr Purvathi telah mendapatkan 13 paten dan HKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia antara tahun 2015 hingga 2020, baik terkait sel induk maupun rekayasa genetika atau gene editing.
Ia kembali menerima Penghargaan Kekayaan Intelektual 2024 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kali ini dalam rangka Hari Kekayaan Intelektual Sedunia ke-24. Dalam momentum ini, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyerahkan Penghargaan Nasional WIPO kepada beberapa individu dan organisasi.
Menurutnya, mengingat masih banyak lagi unsur untuk penelitian sel induk dan genetik, maka dukungan tersebut diperlukan. Hal ini dikarenakan sifat atau khasiat dari stem cell adalah dapat memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri sesuai dengan garis keturunannya.
“Kemudian dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap sel punca, karena sangat mudah beradaptasi. Sel punca dapat berubah dan beregenerasi sesuai dengan jalurnya. Makanya sel punca sudah banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Katanya: Penyakit, ketidakseimbangan sistem imun dan penelitian rekayasa genetika di bidang ini dapat bermanfaat untuk diagnosis dini penyakit kanker, pengobatan presisi dan penyakit kanker serta penyakit genetik lainnya.