Titik Kumpul Gaya Hidup – Masyarakat diminta mewaspadai pihak-pihak berikut yang melakukan kampanye boikot terhadap produk tertentu. Parahnya, oknum tak bertanggung jawab tersebut mengatasnamakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membesar-besarkan berita bohong yang dibuatnya.
Haikal Hassan, pakar sejarah Islam, mengungkapkan ada pihak yang sengaja membuat daftar produk yang diboikot secara asal-asalan. Pasalnya, dia meminta pemerintah segera mengambil tindakan. Gulir untuk mengetahui lebih lanjut.
“Kominfo juga harus bertindak. Siapa yang menyebarkan penipuan daftar produk ini? Karena produk-produk ini banyak yang berasal dari Indonesia, kenapa diboikot,” kata Haikal beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan seruan boikot tersebut untuk menggulingkan rivalnya. Menurutnya, gerakan boikot pada akhirnya berujung pada persaingan usaha yang tidak sehat.
Hal ini terlihat dari oknum yang mengatasnamakan MUI, menyebarkan daftar produk yang diboikot, bahkan mengkampanyekan produk tertentu di media sosial. Bahkan, MUI dengan tegas menyatakan tidak pernah menerbitkan daftar produk yang patut diboikot karena keterkaitannya dengan Israel, seperti yang beredar.
“MUI tidak berwenang mempublikasikan produk-produk Israel atau yang berhubungan dengan Israel. Dan yang kami larang bukan produknya, tapi kegiatan pendukungnya,” kata Miftahul Huda, Sekretaris Komisi Fatwa MUI.
Ia menegaskan, MUI juga tidak berhak membatalkan produk bersertifikat halal. Dia menjelaskan, sistem sertifikasi halal diberikan dengan melibatkan banyak pihak untuk menjamin produk.
Ia menegaskan, ada pihak lain yang menyusun daftar produk boikot dan sama sekali tidak terafiliasi dengan MUI. Mereka masih belum mengetahui apakah produk yang didistribusikan di Internet benar-benar produk Israel dan anak perusahaannya atau bukan.
“MUI sama sekali belum menerbitkan katalog produknya. Itu datangnya dari pihak lain, bukan MUI. Kami tidak mempublikasikannya, ”katanya.
Eksploitasi serupa yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab juga terjadi pada Wakil Sekretaris Jenderal MUI Ikhsan Abdullah. Dia dituduh memboikot Aqua.
Pihak-pihak tertentu menyebarkan pernyataan Ikhsani di media sosial demi memperkaya diri sendiri dari gerakan boikot. Namun pernyataan Ikhsan dalam video yang dibagikan itu terpotong-potong sehingga belum lengkap.
Sepanjang wawancara, Ikhsan tidak pernah menyinggung produk apa saja yang akan diboikot. Dia menegaskan, MUI juga belum mempublikasikan daftar produknya. Produk yang bertanda Halal aman untuk dibeli.
Ekonom Yayasan Mumtaz Nurizal Ismail juga menyebut adanya orang-orang yang mendorong isu DBS di Indonesia. Ia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan ada “penumpang” yang sengaja memanfaatkan konflik ini untuk menjatuhkan perusahaan lain.
“Masyarakat juga harus mewaspadai pihak-pihak tertentu yang mengeksploitasi konflik Gaza semata-mata untuk tujuan persaingan komersial,” ujarnya.
Pengajar sejarah ekonomi Institut Islam Tazkia ini menjelaskan, penyelundup sengaja ikut dalam kampanye tersebut, namun bukan karena alasan mulia seperti membantu Palestina. Namun, tujuan sebenarnya mereka adalah mengalahkan pesaingnya.
Saat ini ada seruan baru untuk merayakan Ramadhan tanpa air. Sebuah gerakan yang dipimpin oleh pihak tertentu mendorong boikot untuk mengambil keuntungan pribadi dari Kompetisi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Beberapa buzzer digunakan untuk menyurutkan niat masyarakat memilih aqua sebagai produk konsumen. Tagar Ramadhan Tanpa Aqua juga sempat menjadi trending di Twitter dan kini diberi nama X.
Wakil Presiden Mar’ruf Amin menyayangkan ada pihak yang dirugikan karena gerakan positif namun dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Mantan PBNU Rais Aam menilai diperlukan penjelasan otoritas terkait agar tidak ada pihak yang dirugikan akibat gerakan BDS.
“Supaya tidak kemana-mana, harus ada pernyataan dari pihak-pihak yang terlibat yang tahu persis produk mana yang saling terkait, agar tidak kemana-mana, crash kemana-mana, sehingga bisa merugikan banyak orang juga. pesta,” kata Ma’ruf Amin.