VIWA – Di tengah rencana agresi besar-besaran terhadap Lebanon, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terus melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza. Terbaru, keluarga pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh dikabarkan tewas akibat ulah tentara Zionis.
Pada Selasa, 25 Juni 2024, tentara Israel kembali melancarkan serangan udara di bagian utara Jalur Gaza. Menurut Titik Kumpul Military Voice of America, 10 anggota keluarga Haniya tercatat tewas dalam penyerangan tersebut.
Sehari sebelumnya, serangan udara militer Israel juga menghantam kamp pengungsi di desa al-Shati, sebelah barat Jalur Gaza. Serangan itu menewaskan sekitar 24 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Jumlah korban tewas di keluarga pemimpin Hamas terus meningkat setelah ketiga putra Haniyeh juga tewas di awal agresi militer Israel.
Sementara itu, militer Israel terus mengklaim bahwa serangan terhadap kota Shati dilakukan karena wilayah tersebut dan beberapa wilayah lainnya di Jalur Gaza utara digunakan oleh pasukan Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.
Di sisi lain, penyerangan terjadi ketika Mahkamah Agung Israel meminta IDF merekrut mahasiswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks.
Keputusan tersebut dilaporkan menambah tekanan pada rezim Benjamin Netanyahu, yang sangat bergantung pada dua partai Yahudi ultra-Ortodoks dalam koalisinya.
Serangan militer Israel di Jalur Gaza terus gencar dilakukan. Meski saat ini Netanyahu terus berupaya melancarkan serangan ke Lebanon untuk menghentikan ancaman milisi Hizbullah.
Keinginan Israel ini mendapat tentangan dari Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utamanya yang menilai perang dengan Hizbullah akan berujung pada perluasan konflik bersenjata di Timur Tengah.