Banyuwangi – Reskrim Polres Kota Kediri menetapkan empat pelajar sebagai tersangka tewasnya pelajar asal Banyuwangi Bintang Balkis Maulana (14) pada Jumat, 23 Februari 2024 pagi.
Kapolres Kediri Kota AKBP Braastyo Priyaji mengatakan, berdasarkan pemeriksaan, keempat tersangka merupakan korban lama pesantren tersebut.
Korban kini diduga meninggal akibat penganiayaan di salah satu pesantren di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kediri.
“Saksi-saksi yang ada baik di wilayah Kediri maupun di ponpes masih kami dalami,” ujarnya kepada wartawan, Senin, 26 Februari 2024.
Bram mengatakan, pihaknya masih melakukan kontak dengan Polres Banyuwangi karena jenazah korban sudah dibawa ke Desa Kendenglembu, Desa Karangarjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
Sebelumnya, jenazah almarhum diantar oleh sepupu FTH bersama 4 perwakilan pesantren dalam keadaan terbalut kain kafan.
Mia Noor Hassanah (22), adik mendiang Bintang, mengatakan kakaknya awalnya meninggal karena terjatuh di kamar mandi.
Mia menuturkan, pihak keluarga curiga saat darah mengucur dari peti mati bersama jenazah kakaknya. Dari situ dia meminta untuk membuka tutupnya.
Permintaan untuk melepas kain kafan itu awalnya ditolak oleh FTH. “Kata (FTH) itu sakral. Oleh karena itu tidak perlu dibuka (kafannya). “Tapi kami bersikeras karena kami curiga ada darah yang keluar dari peti mati,” kata Mia.
FTH tak kuasa menahan tekanan dari keluarga dan tetangga lokasi, termasuk 4 perwakilan pesantren. Saat itu, pihak keluarga sudah melihat kondisi jenazah Bintang.
Mia mengatakan, tubuh kakaknya dipenuhi lebam. Tak hanya itu, pihak keluarga juga menemukan Lucas dengan tali di lehernya dan tampak hidungnya patah.
Parahnya, lanjutnya, pihak keluarga juga mengetahui kakinya terbakar lebih dari satu batang rokok. Hingga luka di dadanya yang menurutnya tampak seperti lubang.
“Yang pasti bukan jatuh, tapi kekerasan,” kata Miya kesal.