Kehadiran Praja IPDN di Majalengka, Harapan Baru dalam Mengatasi Kemiskinan dan Stunting

VIVA Lifestyle – Kemiskinan dan stunting merupakan dua persoalan penting yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat di Indonesia. Mengakhiri kemiskinan dan memerangi pertumbuhan bukan hanya tentang meningkatkan kondisi ekonomi dan kesehatan, namun menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. 

Pentingnya pengentasan dan pertumbuhan kemiskinan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain kesehatan, pendidikan, dan perekonomian. Gulir lebih jauh, oke?

1. Kesehatan

Stunting, yang diartikan sebagai stunting akibat kekurangan gizi kronis pada anak di bawah usia lima tahun, mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesehatan anak. Anak-anak dengan pertumbuhan terhambat memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, rentan terhadap penyakit dan mengalami keterlambatan perkembangan kognitif. Menurut Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, bahkan di beberapa daerah sudah lebih dari 30%.

Pengentasan kemiskinan memainkan peran penting dalam upaya memerangi stunting, karena kemiskinan sering kali menjadi inti permasalahan kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan. Dengan menurunkan angka kemiskinan, masyarakat dapat memiliki akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar yang mendukung kesehatan anak-anak mereka.

2. Pendidikan

Anak dengan pertumbuhan terhambat tidak hanya mempunyai permasalahan kesehatan, namun juga mempunyai hambatan dalam proses belajar. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyerap pelajaran di sekolah, yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademiknya. Stunting juga dapat menurunkan kemampuan anak untuk berkembang secara maksimal sehingga menghambat kemampuannya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Mengakhiri kemiskinan akan meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan berkualitas. Dengan demikian, anak-anak dari keluarga miskin dapat memperoleh pendidikan yang memadai dan berkembang secara optimal, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di masa depan.

3. Ekonomi

Kemiskinan dan stunting mempunyai dampak jangka panjang terhadap perekonomian negara. Anak-anak tumbuh dengan produktivitas yang rendah saat dewasa, yang pada akhirnya berdampak pada potensi perekonomian negara. Selain itu, biaya layanan kesehatan yang terkait dengan pertumbuhan tinggi badan akan membebani sistem layanan kesehatan dan anggaran negara.

Memberantas kemiskinan berarti meningkatkan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Ketika masyarakat mempunyai akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi, maka produktivitas nasional akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi inklusif dapat tercapai. Oleh karena itu, program pengentasan kemiskinan tidak hanya memberikan manfaat bagi individu dan keluarga, namun juga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Implementasi Program Mitigasi di Kabupaten Majalengka

Sebagai langkah konkrit upaya pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan, sebanyak 757 siswa SMP kelas XXXII IPDN-Kementerian Dalam Negeri diutus membantu Kabupaten Majalengka melalui Magang III selama 21 hari. Tema kegiatan ini adalah “Validasi Data Kemiskinan untuk Membantu Pemerintah Daerah Majalengka dalam Percepatan Upaya Pengentasan Kemiskinan melalui Eksperimen III”.

Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Profesor. Dr. Dr. H. Hadi Prabowo mengumumkan, M.M. Pada tahun 2023, menurut Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Nasional, kemiskinan ekstrem di Kabupaten Majalengka mencapai 414,72 jiwa. jumlah penduduk 1,3 juta orang. Selain itu, hasil audit menunjukkan 18.863 masyarakat yang berada pada tingkat kemiskinan ekstrem tidak menerima bantuan sosial karena tidak terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.

Pengerahan Praja di Majalengka bertujuan untuk membantu verifikasi elektronik dan verifikasi data kemiskinan. Hal ini penting karena PNS akan menjadi ASN dan harus mendukung agenda kebijakan nasional, khususnya pengentasan kemiskinan. IPDN juga bekerjasama dengan BKKBN Provinsi Jawa Barat untuk mendukung program pendidikan siswa tunagrahita yang digagas BKKBN. Program ini dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten Jatiwangi dan Kabupaten Kertajati sebagai bagian dari pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi IPDN dalam hal pelayanan publik.

Pj Bupati Majalengka, Dr. H.Dedi Supandi, S.STP, M.Si yang turut serta dalam acara pembukaan magang III bersama Kapolri dan pejabat Forkopim lainnya menyambut pelaksanaan pengalaman ini dengan sangat antusias. “Praja IPDN diharapkan dapat menjadi insentif untuk membantu validasi data, khususnya data kemiskinan di Majalengka. Data yang mereka terima akan diolah dan dimasukkan ke dalam aplikasi pertumbuhan,” ujarnya. 

Praja IPDN adalah solusi untuk memverifikasi data kemiskinan secara objektif.

Sebagai tambahan informasi, selain di Kabupaten Majalengka, Praktek Percobaan III juga dilakukan di Kota Cirebon dengan tema “Peningkatan Rekonsiliasi Data di Kota Cirebon melalui Digitalisasi Aplikasi Kritis”. Bertugas di Cirebon, Praja berasal dari tiga program studi yaitu Keuangan Publik, Kajian Kebijakan Publik dan Manajemen Keselamatan dan Keamanan Publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *