Suka Ngobrol atau Gosip Saat Bukber Bisa Bikin Asam Lambung Naik, Kok Bisa?

VIVA Lifestyle – Puasa bersama atau yang dikenal dengan Bukber banyak digalakkan menjelang bulan Ramadhan. Panggilan ke Bukber setiap Ramadhan bisa lebih dari tiga kali. Mulai dari nongkrong bersama teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah hingga rekan kantor. 

Kegiatan bookberry tidak akan lengkap rasanya tanpa bercerita atau bergosip tentang kehidupan kita masing-masing, atau bahkan mengenang hari-hari kita. Namun tahukah Anda kalau mengonsumsi buckberry bisa menyebabkan sakit maag kambuh? Bagaimana itu? Scroll terus ya?

Hal inilah yang diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam Dr.dr. Irsan Hasan, Sp.PD, KGEH, FINASIM pada Program Hidup Sehat TVOne Tahun 2024 pada hari selasa 12 kal. 

“Sudah, tapi tidak semua terjadi, akhir-akhir ini tidak ada percakapan bunga, hanya melihat ponsel, jadi tidak banyak yang ngobrol,” ujarnya. 

Irsan menjelaskan, ada jenis GERD tertentu yang bisa kambuh ketika seseorang berbicara sambil makan. 

“Lalu jika kamu berbicara berbahaya, bukankah kamu akan terkena sakit maag?” Itu tergantung pada jenisnya. Secara sederhana penyakit lambung adalah jenis tumor, jenis nyeri, jenis refluks, panas dada, rasa pahit di mulut. “Dalam percakapan dimana buckberry menyebabkan sakit maag,” katanya.

Kembung jenis ini, kata Irsan, bisa menyebabkan gangguan pada lambung karena terlalu banyak gas yang keluar saat makan. Oleh karena itu, menurutnya, dokter kerap menyarankan untuk tidak terburu-buru makan.

“Kalau terburu-buru, gasnya akan datang. Jika potensi gas tinggi, kami juga menyarankan untuk berhenti merokok, dan makan permen karet juga dapat menyebabkan gas. “Ini semacam memicu perut Anda, jadi saat Anda makan buckberry, Anda mendapat banyak gas,” katanya. 

Bukan hanya soal makanan, masalah perut GERD juga bisa disebabkan oleh stres psikologis. Menurut Irsan, berdasarkan pasien yang datang berobat, 60 persen gangguan lambung disebabkan oleh faktor psikologis. 

“Sekarang otak dan bagian dari sains, jadi otak dan pikiran mempengaruhi usus dan usus. Perut dan perut juga mempengaruhi otak. “Pengalaman praktis saya, 60 persen pesanan saya bukan karena makanan, tapi karena faktor psikologis,” ujarnya.

Irsan menjelaskan mengapa faktor psikologis bisa berperan dalam masalah lambung seperti GERD. Sebab rasa tidak nyaman, cemas, stres meningkatkan produksi asam lambung sehingga asam pun meningkat. 

“Sebaliknya, keasaman yang tinggi menyebabkan kembung. Menurut saya, 80 persen kembung adalah faktor psikologis,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *