Kasus TB Melonjak Estimasi Hingga 1 Juta Lebih, Kemenkes Ungkap Alasannya

VIVA Lifestyle – Kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia menempati urutan kedua setelah India di dunia. Pada tahun 2023, jumlah kasus TBC di Indonesia tercatat sebanyak 969.000 dan kematian per tahun sebanyak 93.000 orang.

Peningkatan penderita tuberkulosis (TB) di Indonesia juga diperkirakan terjadi pada tahun 2024. Menurut informasi dari Ketua Satgas Kementerian Kesehatan Republik Ceko untuk tuberkulosis, Dr. Tiffany Tiara Pakasi, perkiraan kasus TBC di Indonesia bisa mencapai 1.060.000 dengan kematian diperkirakan 134 ribu kasus per tahun. Pergi untuk lebih jelasnya.

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tiffany mengungkapkan, beberapa tahun sebelum mewabahnya COVID-19, jumlah kasus TBC di Indonesia berkisar 800 ribu kasus. 

“Tahun tertinggi 60 persen, 568.000 kasus. Saat itu targetnya 80 persen tidak terdeteksi,” ujarnya pada Rabu, 5 Juni 2024 dalam diskusi online tentang penyebab meningkatnya kasus TBC.

Tiffany menjelaskan, penurunan kasus TBC di masa pandemi COVID-19 karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat akibat COVID-19. Hasilnya, saat itu hasil TBC hanya mencapai 393.000 kasus. Hal serupa terjadi pada tahun 2021.

Namun penurunan statistik ini akan berdampak pada peningkatan jumlah penderita TBC pada tahun 2024 yang diperkirakan mencapai 1.060.000 kasus. 

“Estimasinya naik sesuai model yang dihitung WHO, untuk menghitung kasus-kasus yang belum ditemukan dan berpotensi menulari banyak orang. Jadi estimasi kasus kita naik karena penurunan jumlahnya. deteksi, penurunan deteksi. Ini sudah membuat perkiraan di masyarakat, kita bersyukur terkendali, pelayanan kesehatan akan dimulai pada tahun 2022,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Tiffany, peningkatan estimasi kasus TBC dapat dikatakan disebabkan oleh menurunnya deteksi kasus TBC di masa pandemi COVID-19.

“Jadi kalau mau dibilang puncak karena kita tidak mendeteksi dan menangani apa pun yang sesuai target, dengan penurunan deteksi kasus di era COVID, perkiraannya naik. Deteksi kita reversible, jadi tahun 2022 dan 2023 deteksi kita akan meningkat.” dia menjelaskan.

Sebaliknya pada tahun 2022, jumlah kasus TBC yang terdeteksi di Indonesia akan kembali meningkat hingga mencapai 700 ribu kasus. Sementara pada tahun 2023 bisa mencapai lebih dari 800 ribu kasus.

“Tahun 2022 kita dapat 700.000 kasus lagi. Tahun 2023 bisa lebih dari 800.000 kasus, tapi perkiraan kasusnya sudah lebih dari 1 juta. Mei 2024 kita hanya dapat 249.000 kasus. Ternyata libur reguler mempengaruhi pencatatan di program nasional,” jelasnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *