JAKARTA, 10 Juli 2024 – Penjualan mobil di Indonesia stagnan di angka 1 juta unit per tahun sejak tahun 2013 mencapai puncaknya. Demikian disampaikan Ryanto, dosen pembimbing Institut Ilmu Ekonomi dan Sosial, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Indonesia.
Menurut dia, pada tahun 2013 penjualan mobil mencapai 1,230 juta mesin, namun sejak itu terus meningkat dan menurun hingga kini menjadi satu juta.
“Produksi kita terbantu karena ekspornya tinggi. Terakhir ekspor sekarang 500.000 unit. Makanya karena kapasitas ekspor pabriknya 2,3 juta unit, kalau pasar dalam negeri tidak tumbuh, kita terbantu. berhenti.” juta unit,” ujarnya, kepada Titik Kumpul Otomotif di Jakarta.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, penjualan mobil pada periode Januari-Mei 2024 turun 21 persen menjadi 334.969 unit dibandingkan tahun lalu, sedangkan penjualan ritel turun 14 persen.
Rianto memperkirakan penjualan mobil tahun ini akan mencapai 1 juta unit dan mencapai 1.048.000 unit pada tahun 2022, apalagi jika ada insentif dari pemerintah.
“Kalau melihat pendapatan per kapita memang tumbuh fenomenal dalam sepuluh tahun terakhir. Namun belakangan ini kenaikannya stagnan, berbeda dengan periode 2010-2013,” ujarnya.
Tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah dibandingkan negara tetangga. Dengan pendapatan per kapita sebesar US$4.135 (Rp 67 juta) per tahun, tingkat kepemilikan mobil di Indonesia adalah 261 orang per mobil.
Sementara di Thailand, Ryanto mengungkapkan rasionya 82 orang per mobil baru, sedangkan di Malaysia 45 orang per mobil baru.
Jika pendapatan per kapita mencapai 6.000 dolar AS (Rp 97 juta per tahun), sedikit di bawah 7.806 dolar Thailand (Rp 127 juta per tahun), maka tingkat kepemilikannya bisa 150 orang per mobil, sehingga penjualan bisa mencapai 1,5 juta unit. ,” dia berkata.
Riyanto menyatakan, antara tahun 2013-2022, penurunan maksimal terjadi di wilayah Jawa-Bali yang mengalami penurunan sebesar 33 persen.
“Penurunannya sangat besar. Sementara daerah lain seperti Sulawesi dan Kalimantan mengalami peningkatan yang sangat besar, namun hanya sebagian kecil sehingga tidak terlalu terasa,” jelasnya.
Secara keseluruhan, faktor-faktor seperti harga kendaraan, pendapatan per kapita, suku bunga pinjaman, nilai tukar, harga bahan bakar, dan stok mobil sangat mempengaruhi penjualan mobil di Indonesia.