Wapres Gibran Ketakutan Lihat Ketua Ormas Lawan Arah Pakai Honda HR-V

VIVA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming takut kelakuan pengemudi Honda HR-V itu berlawanan arah, bahkan ia menyebut dirinya salah satu pimpinan lembaga swadaya masyarakat atau ormas. Sebuah video yang memperlihatkan tingkah arogan pemilik Honda HR-V diunggah oleh beberapa akun Instagram, salah satunya @folkmedsos. Anda bisa melihat mobil-mobil yang dikendarai oleh ibu-ibu di jalan raya. Apabila bertemu dengan kendaraan lain dari arah berlawanan, jalan tersebut tidak cocok untuk dilalui dua kendaraan secara bersamaan. Jadi, ketika bertemu dengan mobil Daihatsu dari atas, otomatis salah satu mobil tersebut akan memberi jalan. Namun pengemudi Daihatsu tersebut yakin dirinya berada di jalur yang benar sehingga ia meminta ibu-ibu di dalam HR-V tersebut untuk berhenti agar mobil lain bisa lewat karena tidak ada mobil lain di belakang mobil kompaknya sehingga ia lebih leluasa. . Namun suami pengemudi HR-V bernomor polisi B 2860 KMZ itu tak terima, pria paruh baya itu malah marah-marah kepada pemuda pengemudi Daihatsu tersebut. “Kamu anak siapa? Harusnya kamu jadi juara di sini,” kata pria berkemeja batik itu. Meski pengemudi Daihatsu memberi informasi bahwa jalan tersebut satu arah, baik suami maupun pemilik HR-V tidak mau mengetahuinya. Sebab menurutnya, jalan tersebut berada di wilayahnya dan ia menyebut dirinya sebagai pengacara sekaligus pimpinan ormas tersebut. “Saya Ketua RP, jangan diabaikan,” ujarnya. Tak hanya dari perkataannya, pria paruh baya itu juga menghempaskan kakinya, hampir menabrak orang yang berbicara dengannya, hingga beberapa kali menendang mobil. Ia berusaha merebut ponsel istrinya yang merekam kejadian tersebut. Melihat postingan tersebut, Gibran Rakabuming pun berkomentar di Instagram pribadinya bahwa Wakil Presiden yang dilantik itu mengungkapkan kengeriannya melihat kejadian tersebut. “Ini mengerikan,” tulis putra Presiden Jokowi itu dalam keterangan singkatnya. Jika dilihat dari plat nomornya, pemilik HR-V berasal dari Bekasi, Jawa Barat. Namun pelat nomor tersebut tidak didaftarkan melalui situs Bapenda Jabar, juga tidak saat dilakukan pengecekan di Samsat DKI Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *