Masih Eksis di Musik Lebih dari 20 Tahun, Efek Rumah Kaca Ungkap Cara Jaga Eksistensi

JAKARTA – Salah satu band ternama Tanah Air, Efek Rumah Kaca, akan tampil di festival musik bertajuk Lintas Resonan bersama artis lain seperti Danilla Riyadhi, Sore, Baradasar, dan Bronze. Mereka akan bekerja sama dan menawarkan suguhan menarik.

Rangkaian acara Resonant Cross akan digelar di beberapa lokasi di lima kota, dimulai pada 15 Juni 2024 di Bandung, disusul Serban, Karawang, Semarang, dan Tangsel. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Saat bertemu, Chol Mahmood selaku pelantun Efek Rumah Kaca merasa senang karena bisa menjadi bagian pemeran Lintas Resonan.

Efek Rumah Kaca sendiri merupakan band yang mewarnai industri musik Tanah Air sejak tahun 2000-an. Lagu-lagunya populer dan tak lekang oleh waktu. Dalam kesempatan tersebut, Chol mengungkap bagaimana ia dan rekan-rekannya bertahan di dunia musik.

Salah satu yang dilakukan Efek Rumah Kaca adalah menawarkan sesuatu yang baru dalam setiap karya yang diterbitkan agar tidak membosankan atau membosankan. Mereka memahami bahwa diperlukan hal-hal baru.

“Tapi yang selalu kami khawatirkan adalah kami justru bosan bermain dengan cara yang itu-itu saja. Kami selalu ingin mencari ruangan yang sepertinya belum pernah kami kunjungi sebenarnya, jadi kami melakukan sedikit, mungkin mirip dengan lagunya, tapi kami coba menghadirkan sesuatu yang baru,” kata Chol, Rabu, 22 Mei 2024, di kawasan Sekini, Jakarta Pusat.

Kemudian Chol bersama rekannya yaitu Papi Earle, Akbar Bagus Sudebio dan Raza Ryan pun berusaha menghasilkan karya yang relevan dengan masyarakat khususnya penonton. Jadi Anda bisa terus menikmati lagu-lagunya.

“Mencoba memastikan lagu-lagunya tetap relevan bagi kami dan relevan bagi masyarakat dan pendengar,” ujarnya.

“Jadi mungkin kalau masih ditonton orang mungkin karena masih relevan, kami masih berusaha relevan dan bekerja keras mencari niche baru, imbuhnya.

Oleh karena itu, dalam setiap penciptaan karya, Efek Rumah Kaca selalu berpikir untuk menawarkan sesuatu yang baru dan relevan. Agar pekerjaan selalu menyenangkan.

“Memang lebih rumit, tapi kalau ternyata masih relevan, kami masih merasa ada baiknya kita terus mendalaminya. Karena tidak bohong, kalau masyarakat bisa mengaitkannya, berarti upaya kita untuk berkreasi adalah sebenarnya tidak sia-sia,” pungkas Chol.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *