Pendeta Brian Siawarta Ungkap Alasan Mengejutkan Tentang Tatonya

VIVA Showbiz – Brian Siawarta merupakan salah satu pemuka agama Kristen yang belakangan viral di media sosial. Namanya ramai dibicarakan setelah menjadi bintang tamu di podcast Habib Jafar. 

Tak hanya itu, Brian juga sangat aktif di media sosial TikTok dengan konten religi. Namun menariknya, Brian Siawarta sendiri memiliki penampilan yang nyentrik. Gulir ke depan, oke?

Umumnya pendeta bersih dan tidak memiliki tato. Namun berbeda dengan Brian Siawarta. Ia semakin terlihat eksotik saat berdandan dan memiliki tato di sekujur tubuhnya.

Soal penampilannya sebagai pendeta bertato, Brian Siawarta masuk. Ia mengungkapkan, sebelum bertemu Tuhan ia memiliki penampilan yang rapi.

Sebelum saya mengenal Tuhan saya, saya biasa berpakaian bagus. “Tidak ada tato,” ucapnya dikutip dalam video YouTube Melaney Ricardo. 

Brian Siawarta mengungkapkan, dirinya mulai membuat tato di tubuhnya saat mulai belajar Alkitab di Australia. Saat itu, keputusannya untuk membuat tato di tubuhnya dikritik oleh ibunya yang menyebutnya sebagai pendeta sesat.

“Saya pertama kali membuat tato ketika saya sedang belajar Alkitab. Ibuku bertanya, apakah kamu ingin menjadi pendeta yang bertato? “Sejak awal saya tahu ini adalah bagian dari diri saya,” katanya. 

Brian pun mengungkapkan, dirinya ingin membuat tato di tubuhnya karena bisa mengetahui kapan seseorang dekat dengan Tuhan. Bahkan ia mengatakan bahwa apa yang dilakukannya, dalam urusan menato, adalah hasil karyanya bersama Tuhan, artinya segala hasil yang ia lakukan adalah tanggung jawabnya kepada sang pencipta. 

“Kenapa aku ingin ditato? Awalnya aku menyadari bahwa semakin aku tahu tentang Tuhan, semakin aku mengerti bahwa hidup kita adalah tanggung jawab Tuhan yang satu. Aku banyak memikirkan apa yang orang katakan. “Kami punya ide yang berbeda, misalnya Ada yang boleh ditato, ada pula yang tidak, tergantung masing-masing orang,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia pun berpenampilan seperti sekarang karena dirasa sesuai dengan kepribadiannya. Apalagi jika Anda kuliah di Australia dan melihat hal serupa. 

“Saya mulai mengenal Tuhan ketika saya bersekolah di sekolah Alkitab di luar negeri di Australia. Budaya terbuka mempunyai teologi terbuka. Ketika saya pertama kali mendapatkan tato kultus dan rambut panjang bergoyang ke atas dan ke bawah, saya bisa melakukannya. “Saya berhak mendapatkan agama tradisional,” katanya.

Di sisi lain, Brian mengaku keputusannya menato tubuhnya sebagai pendeta merupakan keputusan pribadi.

“Sekali lagi, saya tidak mengatakan baik atau buruk, tapi kasih Tuhan bisa apa saja. Saya tidak harus bersih, saya tidak harus suci. Inilah yang diinginkan manusia, bukan yang diinginkan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *