Mantan Vokalis Pink Floyd, Roger Waters Gelar Konser Solidaritas untuk Palestina di Gereja London

London – Mantan pentolan Pink Floyd Roger Waters bergabung dengan Cat Stevens, juga dikenal sebagai Yusuf Islam, di konser solidaritas untuk Palestina pada 21 Juni 2024 di St. Louis. Porfiri, London. 

Pria berusia 80 tahun itu mengatakan dia bersimpati kepada mereka yang terkena dampak konflik di Gaza.

Sementara itu, Yusuf Islam berharap bisa menjadi suara bagi anak-anak di Palestina. Roger Weathers juga menerjemahkan lagu terkenalnya “I Wish You Were Here” ke dalam lagu kebangsaan Gaza.

Ia juga meminta masyarakat untuk tidak memilih pemerintah yang mendukung pembantaian tersebut. Selain Roger Weathers dan Cat Stevens, rapper Lowkey dan mantan politisi Yahudi Afrika Selatan Andrew Feinstein berpartisipasi dalam “Membela Palestina.”

Tahun lalu, legenda dan pendiri musik Pink Floyd mengumumkan larangan tampil di tempat-tempat di Amerika Selatan selama tur “This Is Not a Drill”. Penyebabnya karena suaranya yang mendukung Palestina dan kritik terhadap Israel.

Waters mengklaim bahwa Israel ikut campur dalam urusannya, yang mencoba membatalkan acaranya dengan menuduhnya berbohong, termasuk anti-Semitisme. 

Hal ini membuatnya kesulitan mencari akomodasi dan menyelenggarakan konser di beberapa kota, antara lain Buenos Aires, Argentina dan Santiago, Chili.

“Mereka mencoba membatalkan konser saya di Santiago, Chili, bukan hanya karena konser saya sudah selesai, saya tahu saya sangat populer di sana,” ujarnya.

Meskipun mendapat tentangan, Waters menyatakan dukungannya terhadap Palestina dan terus mengkritik kebijakan Israel. Dia mengatakan kepada TRT World. 

“Saya tidak akan membiarkan mereka diam,” katanya.

Protes Mr Waters menuai kritik dari banyak pihak, termasuk aktivis hak asasi manusia dan pengagum Ms. Banyak yang melihat hal ini sebagai upaya untuk membungkam kritik terhadap Israel dan pelanggaran hak asasi manusia di Palestina.

Dukungan Waters terhadap Palestina bukanlah hal baru. Dia telah lama mengkritik kebijakan Israel dan menyatakan dukungannya terhadap hak-hak rakyat Palestina. Pada tahun 2015, ia membatalkan konser di Israel, setelah menyerukan larangan budaya di negara tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *