Jakarta, 5 Juli 2024 – Jalan Tol Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) diketahui memiliki jalan yang bergelombang atau landai. Rupanya hal itu dilakukan untuk menekan biaya.
Hal itu diungkapkan Saksi Mahkota (saksi dan terdakwa) kasus dugaan korupsi pembangunan Tol Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) Zapek II ruas Sikunir-Karawang Barat, Tony Budianto Sihait.
Banyak ruas jalan tol MBZ yang dirancang untuk menghemat atau mengurangi efisiensi biaya. Tony, ahli jembatan dari PT LAPI Ganesatama Consulting, menjelaskan, hal ini dilakukan sesuai dengan dokumen desain awal yang diberikan seiring dengan permintaan PT Jasamarga untuk Flyover Sicompek (JJC).
Jadi desain dasar bentuknya naik turun. Itu surat dari JJC selaku pemilik, kata Tony, dilansir Titik Kumpul Otomotivif, saat pemeriksaan saksi Mahkota di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TPIKOR) Jakarta. Antara, Jumat, 5 Juli 2024.
Oleh karena itu, kata dia, yang menjadi perhatian pihaknya hanyalah bagaimana merancang tol MBZ naik turun dan melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam (km). Selain itu, pihaknya berupaya merancang jalan tol yang banyak ruas naik turunnya agar kendaraan tetap aman dan terhindar dari kecelakaan.
Tony merupakan salah satu tersangka korupsi pembangunan Tol MBZ Zapek II ruas Sikunir-Karawang Barat. Selain Tony, yang turut serta dalam kasus ini adalah Joko Dwijono, Chief Executive Officer PT Jasamarga Sicampek Flyover (JJC) 2016-2020, Ketua Panitia Lelang JJC Yudhi Mahyudin, dan Chief Operating Officer II PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK) Sophia Balfas.
Keempatnya diduga memperkaya korporasi atau menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya korporasi, yakni Kerjasama Operasi (KSO) Waskita-Acset senilai Rp367,33 miliar dan KSO Bukaka-Krakatau Steel senilai Rp142,75 miliar sehingga menimbulkan kerugian keuangan negara. Dalam kasus ini, ada Rp510,08 miliar terlibat korupsi.