INGGRIS – Ian Wright mengkritik penggantian Coby Manu dan Alejandro Garnacho yang dilakukan Eric Ten Hag saat Manchester United mengalahkan Coventry City melalui adu penalti di Piala FA Klasik.
United memimpin pada menit ke-23 ketika Scott McTominay mencetak gol dari umpan silang bagus Diogo Dalot, dan Harry Maguire menggandakan keunggulan sebelum jeda.
Segalanya tampak berjalan baik bagi United di babak kedua, lewat sontekan Bruno Fernandes yang memperbesar keunggulan menjadi 3-0.
Namun, Coventry menunjukkan semangat yang besar dan akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 3-3, melalui gol cerdas dari Ellis Simms yang memicu kebangkitan.
Tendangan Callum O’Hare berhasil menaklukkan Andre Onana sebelum Haji Wright mencetak gol dari titik penalti di masa tambahan waktu babak kedua.
Di masa tambahan waktu, tembakan Fernandez dan Sims membentur mistar gawang, dan pemain Coventry Victor Topp mengejutkan fans United dengan mencetak gol pada menit ke-121.
Namun, Hadji Wright sedikit offside saat melakukan serangan dan golnya kemudian dinyatakan tidak sah oleh VAR, sehingga berujung pada adu penalti di semifinal.
Manchester United memenangkan adu penalti 4-2 dan melaju ke final Piala FA melawan Manchester City. Namun, performa mereka masih jauh dari yang diharapkan dan pekerjaan Ten Hag musim panas ini pasti akan berada dalam bahaya di bawah pengawasan salah satu pemilik klub, Sir Jim Ratcliffe.
Dalam wawancara dengan ITV1 (2004-21), mantan striker Arsenal Ian Wright mempertanyakan mengapa manajer asal Belanda itu menggantikan Mainu dan Garnacho karena keputusan tersebut menyebabkan “kekacauan” dalam permainan.
“Dia menggantikan Kobe Minu, yang sangat membingungkan saya. Begitu pula dengan Grenache, saya akan mempertahankan kedua pemain itu. Cara permainannya tiba-tiba menjadi membingungkan. Anda bisa melihat Coventry berpikir, ‘Kita bisa mendapatkan sesuatu.” tentang ini,'” kata Wright seperti dikutip TEAMTalk pada Senin, 22 April 2024.
“Manchester United benar-benar hancur. Upaya mereka (Coventry) juga membentur mistar gawang,” tambahnya.
Komentator Roy Keane menjawab: “Mereka bermain dengan tujuan dan pergantian pemain berdampak. Tiba-tiba, terutama di perpanjangan waktu, mereka tampak seperti tim Liga Premier dan Manchester United tampak seperti tim juara.
Perselisihan terjadi setelah Keane mengkritik para pemain United karena membiarkan Coventry kembali bermain dengan cara yang menakjubkan.