Jakarta, Titik Kumpul – Lanskap ancaman keamanan siber terus berkembang seiring dengan munculnya aktor, teknologi, dan ancaman baru, menciptakan dunia yang tidak pasti bagi organisasi dan masyarakat dengan potensi ancaman bahkan ketika email dibuka.
Para profesional keamanan siber harus waspada dan mengantisipasi sistem, ancaman dan taktik yang berkembang pesat, serta penjahat dunia maya yang memanfaatkan teknologi sumber terbuka dan menjadi lebih canggih.
Berdasarkan hasil Kaspersky Incident Response Analyst Report tahun 2023, cakupan ancaman siber saat ini menunjukkan bahwa 75 persen upaya serangan siber memanfaatkan Microsoft Office.
Dalam hal kejahatan, 42,3 persen dari upaya yang berhasil menggunakan aplikasi yang tersedia untuk umum, dengan 20,3 persen menggunakan akun yang disusupi, sementara hanya 8,5 persen yang menggunakan kredensial brute force.
Dalam hal kejahatan dunia maya, sebagian besar serangan dilakukan oleh penyerang menggunakan kredensial yang dicuri atau dibeli sebelum melakukan serangan Protokol Akses Jarak Jauh (RDP), serangan phishing dengan lampiran dan tautan berbahaya, dan file berbahaya pada sumber daya publik yang mensimulasikan format dokumen.
Sisi positifnya, jumlah percobaan serangan siber menurun sebesar 36 persen pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Setelah mengalami serangan siber, 33,3 persen perusahaan mengalami pelanggaran, 21,1 persen mengalami pencurian data, dan 12,2 persen mengalami penyusupan Active Directory.
Layanan Keamanan Kaspersky mendeteksi lebih dari 411 ribu sampel malware setiap hari pada tahun ini, meningkat lebih dari 403 ribu setiap hari dibandingkan tahun lalu.
Tahun ini, ancaman siber terbesar sejak awal adalah serangan rantai pasokan (6,8 persen) dan upaya phishing yang ditargetkan (5,1 persen), yang tetap menjadi ancaman nyata bagi dunia usaha.
“Pemerintah adalah target paling berbahaya bagi para pelaku bisnis setelah produsen dan lembaga keuangan yang berisiko terkena ransomware dan vandalisme dunia maya,” kata Igor Kuznetsov, direktur grup penelitian dan analisis global Kaspersky.